"Memilih sikap terbaik untuk hidup setelah kematian"

_faidza ‘azzamta fatawakkal ‘alallah_
Intanshurullaha yanshurkum wayutsabbit
aqdaamakum

"....Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu." (QS Muhammad : 7)

Sok Sibuk

Alhamdulillah hari ini saya mendapat amanah ilmu dari Ustadz Umarul faruq Abu Bakar, Lc Al Hafidz selepas dari Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ibnu Abbas Klaten.

Beliau menghafal qur’an dengan lama waktu 1 tahun terhitung semenjak Oktober 2004 sampai Oktober 2005. Allah memudahkan beliau menghafal ketika berstatus menjadi mahasiswa di Al Azhar Kairo dengan tetap tidak meninggalkan amanahnya di organisasi. Tidak kurang dari 7 organisasi dari berbagai bidang (ICMI, publishing, dll *saya lupa).

Hingga kesimpulan yang dapat saya ambil saat ini adalah : Saya sok sibuk ! Terima kasih ustadz :’)
Al Qur’an bukan waktu sisa kita. Kalau kita memberikan waktu spesial untuk Qur’an, maka Al Qur’an pun akan memberikan yang spesial untuk kita. Kalau kita berikan waktu sisa, ya Al Qur’an pun juga hanya akan meberikan sisa-sisa saja. #jleb *tertampar dan tertunduk


Kemudian forum taujih ditutup dengan seruan spontan teman-teman ‘seperjuangan’ Rumah Kaca, “Baterai Full ! Baterai full.. “
“Iya, hati-hati, jangan dipake buat ngenet :D”
Yea, you know what i mean  :)
Lah ini?
Cuma pengen berbagi aja, cukup :)
Lagi-lagi bersyukur, Allah menginginkan kita hanya menjadi orang baik saja.
#TransferData
#KerjainDeadline


Repost 21:41 p.m
21012014

#Imagination1

Pernah terbayangkan?
Saat liburan, atau saat kuliah penat, sedang tidak rajin (not malas) belajar dan butuh inovasi baru dalam mencintai ilmu?

Padahal tanggungan pemahaman yang belum tuntas masih banyak.
otomatis tak pantas berlama-lama stagnan kan ya.
tiba-tiba terlintas,


ada EduHealth Tourism,
tempatnya di puncak atau daerah pegunungan, asri, dan nyaman.
kita masuk, tiba-tiba disambut dengan fisiologi tubuh manusia yang tergambar lewat dimensi-dimensi alat dan tempat yang kita lalui.
Jalannya berbentuk esofagus, kita masuk ke sebuah pintu, dan  ternyata itu katup epiglotis. mau masuk lewat pintu mana?
satunya ke arah wahana permainan udara dan satunya baling-baling makanan #apaini?
saat kita masuk ke masing-masingnya tergambar oleh kita seolah sedang berperan menjadi makanan, atau udara.
kita masuk ke dalam kerongkongan, lalu melewati pintu yang disitu tertera gaster lalu diputer-puter, tapi anehnya ada sensasi diremas di ruangan, dan bergiliran masuk ke pintu selanjutnya. Di depan tertera lajur ke duodenum dan usus halus, disana ada yang berkenalan orangnya kecil, tapi unik dan macem-macem bentuknya, namanya enzim.. haha...
dan seterusnya.. sampai akhirnya tiba-tiba kita keluar dengan disuruh pakai baju jubah berwarna kuning.

aaa.. asik banget wisatanya.
ternyata kita termakan oleh tubuh manekin organ raksasa.
dan tiba-tiba nilai ujian fisiologi anatomi pencernaan bernilai A. haha :D

Berbeda lagi ceritanya saat masuk ke pintu tenggorokan. Ibarat angin, diputer-puter, dituker-tuker di alveolus, lalu beredar bersama si merah yang katanya darah terus masuk ke setiap jaringan di tubuh orang besar.
 ahaaa...

#Mimpi #Imajinasi

...

Saat ini sempat terbersit, tentang siapa yang duluan diantara kita..
bukan candaan siapa yang menikah duluan atau hal semacamnya..
 
Namun...
siapa diantara kita yang kelak, Allah kehendaki untuk lebih dulu melepas kerinduan bertemu dengan-Nya...

Layaknya Anisyah, yang nampaknya ia sudah tenang dan menggoreskan banyak senyum di alam sana...

ya Rabb.. hujamkan di hati kami rasa rindu itu, hingga raga ini tak terbersit sedikitpun keterpaksaan beramal sholih, agar hati kami selalu siap dengan kematian, agar lisan kami berucap yang Engkau ridhoi saja, agar kami terus bersikap santun dan menunjukkan amal sholih terbaik terhadap orang tua kami, agar setiap akhlak tercermin keindahan yang hanya karena-Mu, agar setiap orang di sekeliling kami menjadi turut merindu untuk berjumpa dengan-Mu dengan raga yang terus berpayah tulus dengan amalan yang hanya untuk-Mu..
 
19/01/2014
20 : 15 p.m

Rindu Berjuang

Sudah lama tidak merasakan perantauan untuk sebuah perjuangan.
Ternyata cukup merindu. Jakarta, Batam.
Tak banyak menyimpannya dalam sebuah sketsa, tapi selalu terbayang abstrak tentang lukisan kekuatan ghiroh yang menutup celah pesimisme, saat itu.

dan insyaa Allah akan terulang lagi, nanti.
biidznillah..

entah seperti keberuntungan di bandung, optimisme di Jakarta atau inspiring learning di Batam.
ternyata nggak banyak, Allah hanya sedang membiarkan kita mengejar kesempatan mengentas kebodohan dalam diri dengan banyak mencari jalan dan peluang pilihan hidup yang lebih baik.

ya, demi dan hanya untuk proses menanamkan semangat kebermanfaatan dan peningkatan tingkat kepekaan.


Semangat berjuang Ulfa :)

Terkenang



Ketika menulis ini, barangkali ada someone feels, “thats me” :D

Sesekali saya sekilas membuka lembaran layar yang tergores tinta-tinta risau bahagia seorang anak. Uhm, tepatnya adek :) Adek santri, adek kampus, dan adek seperjuangan ‘cinta’, di jalan syurga.
Raut muka sendu bahagia dalam tulisannya menggambarkan suatu hal.

“Itu saya, ketika menjadi santri” :’)

Seketika saya teringat jauh melesat. Dan kemudian berbalut bahagia penuh syukur. Lagi-lagi penuh syukur yang buncahan rasanya tak tertahankan terkecuali dengan segenap ingin menumpahkannya dengan rasa tangis haru yang merindu menghadap  kelak disyurga-Nya, dalam hening, hanya seorang hamba dengan-Nya. Cukup, hanya itu.

 Menjadi sebuah rasa yang mendalam ketika saya diberikan takdir terbaik menjadi seorang santri. Menjadi santri di sebuah pondok pesantren mahasiswi di Yogyakarta, dua setengah tahun silam, dalam realita harap cemas ketika mendaftar. Hal itu yang mengantarkan saya sekarang menjadi sosok yang jauh berani. Untuk memutuskan sebuah pilihan hidup beserta konsekuensinya.

Saat itu, saat perjalanan nol menuai turning pointnya.

23 : 12 pm
13012014

Spontanitas insan Sholihah



Si adek satu ini sering menggelitik akhir-akhir ini. Jangan merasa aneh. Karena ia justru menggelitik diri kita untuk mengorek habis koreksi iman diri. 

First
“Ammah, maafkan aku. Aku lagi futur”
Oh Allah, memang futurnya anak sholihah. Tetap saja lakunya ada hal yang menggetarkan. Terbersit beberapa peristiwa dengannya tempo hari. 

Second
X : “Ammah, ayuk bangun sholat isya..” (tertidur di masjid)
Belum juga berkutik saat itu,
X : “Ammah fulanah, ayuk sholat isya..”
Y : “Hm.. beda surat.. beda surat..”
X : “hahaha.. ammah fulanah lucu banget, ngelindurnya subhanallah..”
Z : “hm? Iya kah? Coba-coba.. Ammah fulanah, lanjutkan ayat berikut :D Illal musholliin...”
Y : “Alladzinahum.. hm? (terilihat linglung)”
A : “bener mah?”
Z : “Iya.. itu surat al ma’arij” :D
Kemudian sekitar masjid beberapa spontan tertawa.

Third
Ketika intensif tahsin untuk menyempurnakan makharijul huruf, sang pemandu tahsinnya tertawa kecil dalam hati dan senyumnya spontan terkembang. Bagaimana tidak?
Karena ia tak perlu repot mencari tadriibat (contoh untuk latihan) untuk melafadzkan huruf, lisannya saja spontan menangkap kata-kata dari Al-Qur’an yang ia hafalkan. Sesekali ia sendiri lupa termasuk dalam surat apa yang ia bacakan.
Kemudian satu dua kali, nampak sang pemandu dan santri itu bercengkerama di tengah intensif tahsin hingga lepas pukul 22.00 itu :)

Masyaa Allah, alam tidak sadar orang sholih/ah, yang bibir dan hatinya terbasahi lantunan dan muatan qur’an, dalam keadaan apapun, hanya Allah dan firman-Nya yang tersemat dalam spontanitas.
Ya. Karena memang hafalannya sudah banyak. Bahkan pernah sekali, langsung Umi yang meminta agar beliau langsung yang turun tangan untuk menerima setoran.

Iri, sangat iri T.T

Malam maulid Nabi, after OSCE clear :)
13012013 mubarok :)
22 : 55 p.m

Quotes

“Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya”
( Pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a.)

Total Pengunjung

Followers

My Account Facebook

Mengenai Saya

Foto saya
Pembelajar Sepanjang Hayat yang telah tunai menyelami program studi Ilmu Keperawatan di Universitas Gadjah Mada. Tertakdirkan semenjak tahun 2010 hingga lulus program profesi Ners 2016. Pasca dibelajarkan dalam mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang khalifah di madrasah kepemanduan dan organisasi kampus, kini sedang belajar untuk mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang professional clinical ners di sebuah Rumah Sakit yang berpayung di sebuah Perguruan Tinggi Pemerintahan. Bermimpi menjadi insan pecinta ilmu dari buaian sampai liang lahat, hingga tunduk dan meneduh di keridho'an Al Fatah Ar Rahman Ar Rahim..