"Memilih sikap terbaik untuk hidup setelah kematian"

_faidza ‘azzamta fatawakkal ‘alallah_
Intanshurullaha yanshurkum wayutsabbit
aqdaamakum

"....Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu." (QS Muhammad : 7)

Siapkan Hikmah di Hari Kita

Kelas tahfidz malam ini sedikit menelisik kesadaran saya tentang suatu hal yang mungkin sering terlupa. Tentang hikmah kehidupan dan tentang instropeksi diri, bisa disebut muhasabah.

Ketika teh Eulis (pemandu tahsin saya) mempersilakan untuk kultum (rutinitas yang lama terlupakan di kelompok kami), sempat satu dengan yang lain di antara kami saling memandang. What it means? Ya, saling mempersilakan. Mungkin maksudnya itu...

“Ulfa, ayo fa.. biasanya share dari yang udah didapat di FB..” ;) Mbak Ajeng menunjukku

“Hm..? dari FB mbak?” (thinking)

“Iya, dulu waktu kita sekelompok...” (maksud ia sewaktu kami sekelompok dengan Ammah Anis)

“Uhm... monggo mbak Ajeng aja.. ;) Atau Kiki deh...” (Dengan tangan mempersilakan)

Padahal sebenarnya karena saya tidak ada bayangan mau menyampaikan apa.

Teh Eulis berharap kami akan berbagi tentang ilmu yang didapat dari kajian atau dari kehidupan saat ini.

Dan acara tunjuk menunjuk masih berlangsung...

Terlintas di pikiran saya saat itu... Masya Allah... Seharusnya ini tidak pantas untuk terjadi dari seseorang yang mempunyai karakter muslimah yang sesungguhnya. Seharusnya setiap hari yang kita lalui adalah hari yang penuh hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik. Nikmat Allah begitu luas untuk dijabarkan dari setiap hembusan nafas yang kita nikmati. Tinggal seberapa pandai orang yang beriman berpikir akan hikmah yang ia dapat hasil dari tafakur setiap sesion kehidupannya. Jangankan dalam periode 24 jam atau satu hari. Dalam satu detik dan menit kehidupan kita pun sebenarnya sangat banyak hal yang bisa kita petik jika keadaan iman kita saat itu mampu mengantarkan ketrampilan berpikir yang hanif.

Coba kalau saat itu langsung terbersit petikan-petikan hikmah dalam setiap fase hidup saya. Betapa banyak hal yang bisa saya sampaikan, yang barang kali bisa diambil pelajaran dari orang lain. Yang barang kali dengan itu saya bisa tertular pahala jika ternyata berhasil memotivasi atau mengingatkan dalam kebaikan pada orang lain, belum lagi kalau itu juga ditularkan ke orang lain dan orang lain lagi... Masya Allah... Mungkin ini sedikit banyak terlupa...

Jika coba saya telaah, betapa meruginya saya dalam keseharian. Ini baru di tes ketika awal kelas tahfidz. Ternyata saya tidak terbayang keagungan hikmah dalam setiap aktivitas saya hari ini. Padahal hari ini saya rasa adalah hari yang cukup padat dan punya banyak cerita. Tapi... Ya Allah... dimana kerangka pola pikir saya saat aktivitas itu saya lakukan? Sudahkah lepas dari rangkaian benang yang menghubungkan dengan indahnya untaian kata di Al-hadits dan dari Al-Kariim? Atau karena saya belum faham? Karena saya masih miskin ilmu? Sehingga saya pun tak mengerti apa korelasinya dengan kekuatan spiritual yang ada di dalamnya...

Maksud saya, barangkali dari aktivitas saya saya bisa mengambil satu hikmah tentang syukur, waktu yang barokah, indahnya tawakal yang itu nanti bisa saya hubungkan dengan yang sudah tercantum dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits...

Terbukti sudah, masih banyak kelemahan yang saya punya. InsyaAllah bertahap. Kuncinya adalah kesadaran, kemauan, keikhlasan dan kesabaran. Selalu bersama dengan orang-orang yang saling berlomba dalam kebaikan, sekali lagi, memang membuat kita peka bahwa istilah ‘no body is perfect’ sepertinya masih terlalu baik untuk disebut untuk diri saya. Karena bahkan menilik kelebihan pun masih ada saja kekurangan dalam kelebihannya.

Bukankah Allah menyukai orang yang senantiasa mensucikan diri? It means, termasuk orang yang senantiasa memperbaiki diri...^^ Keep struggling ;)

Bismillah...

-Semoga bermanfaat-

Kamar Yunus JT2

21:47

14/03/2012

Quotes

“Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya”
( Pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a.)

Total Pengunjung

Followers

My Account Facebook

Mengenai Saya

Foto saya
Pembelajar Sepanjang Hayat yang telah tunai menyelami program studi Ilmu Keperawatan di Universitas Gadjah Mada. Tertakdirkan semenjak tahun 2010 hingga lulus program profesi Ners 2016. Pasca dibelajarkan dalam mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang khalifah di madrasah kepemanduan dan organisasi kampus, kini sedang belajar untuk mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang professional clinical ners di sebuah Rumah Sakit yang berpayung di sebuah Perguruan Tinggi Pemerintahan. Bermimpi menjadi insan pecinta ilmu dari buaian sampai liang lahat, hingga tunduk dan meneduh di keridho'an Al Fatah Ar Rahman Ar Rahim..