"Memilih sikap terbaik untuk hidup setelah kematian"

_faidza ‘azzamta fatawakkal ‘alallah_
Intanshurullaha yanshurkum wayutsabbit
aqdaamakum

"....Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu." (QS Muhammad : 7)

Cinta itu Fluktuatif

Bismillah..

Alhamdulillah jika cinta itu fluktuatif,
Karena sebanding dengan istiqomah yang jelas berpahala secara kualitatif.

Alhamdulillah :)

9:21 p.m
30122015

Suara Kecil Praktikan Junior

2 pekan lebih terlampaui di stase keperawatan jiwa.

Maka dengan alamiahnya peristiwa ditendang pasien, dicium tangannya, disembur susu waktu nyuapin menjadi cermin masih banyaknya kerja-kerja alamiah di muka bumi.
Kerja alamiah yang berasas kemanusiaan. Yang tak akan terpikir memakan harta orang. Mana ada celah? Jika ada pun kebangetan punya naluri luhur sang manusia.

Sekali-kali visit ke RSJ atau bangsal perawatan yang merakyat juga boleh Pak, Bu :)

Ah, Bapak dan Ibu mah yang dipilih Allah untuk kami pastinya. Kami hanya ingin berbagi rasa syukur, yang sering kami rasakan sebagai praktikan junior. Supaya Bapak, Ibu sekalian makin semangat bekerja untuk rakyat. Karena setiap bilangan individu pasti meniriskan rasa harap, untuk kualitas setiap sector kehidupan.

Ada secercah keinginan perbaikan kualitas hidup, pasitinya, pada mereka, yang dapat diperjuangkan dengan peningkatan penjaminan kesehatan yang optimal untuk setiap individu di masyarakat dari segala golongan.


#SpontanPikir

Preambule implisit

"Teh tawar hangat, Ayah.. Lumayan lagi hujan."


"Iya, taruh aja di meja situ."

Aku meletakkannya di meja persis yang menjadi jembatan antara kami.

"Rumah sering hujan deres ya, Yah?"

"Lumayan.."

Ia masih tampak serius membaca buku bekal mengisi pengajian esok hari, dengan kaca mata dan jarak pandang yang lebih dekat dari normal.

Ia bukan lagi paruh baya, Ayah perlahan terus bertambah usia.

"Pekan kemarin Ayah ke rumah Simbah, In Syaa Allah simbah berangkat umroh tanggal 15 dari Jogja, ke Sumatra baru berangkat sama Om."

"Ooh.. iya, belum bisa ikut. Masih belum libur kemarin, Yah."

"Iya, nggak papa."

Senja itu hujan, namun suara kami masih terdengar tak nampak terkalahkan suara tetes hujan yang beriringan.

Aku menghela nafas..

"Ayah.. Diantara 5 syarat yang menjadikan terbuka lebarnya pintu syurga bagi wanita dari pintu manapun, ternyata 3 diantaranya belum sanggup aku raih ya, Yah?"

"Maksudnya?" Ia menoleh ke arahku, terlepas dari pandangan ke arah buku di tangannya.

"Puasa di bulan Ramadhan, sholat 5 waktu.. taat kepada suami, menyenangkan jika dipandang suami, dan menjaga kehormatan suami.."

"ooh,.."

Selepas penggalan itu, kontemplasi seorang ayah dan anak teruntut dalam irama nafas.
Time flies, putrinya telah tumbuh. Kewajiban ia telah tersentil, dalam kesadaran.

Cakap fiktif, dari sebuah inspirasi hujan senja.
12122015
6:01 p.m

Pesan sang Guru

Suatu Kamis malam selepas Isya,

"Dalam suatu pertemuan saya pernah mengatakan, saya ingin kalian semua berjanji atas nama Allah, bahwa dari rahim kalian akan lahir anak-anak yang akan menjadi bagian dari pewaris dakwah Rasulullah.." 

Tidak tahu bagaimana persis mimik wajah guru kami, saat itu. Tatapanku lurus, nampak kosong dalam tembusan alam pikir.

Di tengah wajah tunduk duha kala itu, nasihat itu terlintas dan menggemuruh. Aku menghela nafas.
Ia begitu menyayangi kami, kami berhutang banyak dengan agama ini.

12122015
5 : 27 p.m

Terminasi sahabat terbaik

“Ke DS kan pekan depan? Soalnya Ulfa ke Banyumas pekan depan, jadi ya pas lah.”
Mendongak wajahnya ke arahku, terkejut nampaknya
“hah? Kapan?”
“mi minggu depan :)”
“berapa lama?”
“Satu minggu. Itu udah waktu paling pendek diantara stase yang lain :)”
Ia spontan menempelkan tangannya ke dada,
“kok aku merasa kehilangan tiba-tiba. Yaudah aku segera ke DS biar nggak kesepian nggak ada Ulfa” tampak senyum sedih keterpaksaan
“ :’) aku jugaa kookk..”
“Nanti nggak papa ya kalo sering aku telfon”
“iyaaa :’) dengan senang hati”
-sesekali pun sebenarnya merasakan hal yang sama, bahkan saat cuma ditinggal ke kantor-
Semoga rindu kita, rindu-rindu yang terpaut ke jannah.

Sebulan berlalu, tampak seperti akumulasi perkuliahan beberapa tahun kedekatan dengan sahabat terbaik.
Hanya terkadang saat hari itu semakin dekat, apakah aku masih berkesempatan berkhidmat dengan hikmah atas kebersamaan denganmu, yang bukan hanya secara virtual?
Sedih, tapi aku berdo’a untuk yang terbaik atas kalian. Aku bahagia, sungguh.
Saling member syafaat ya, kelak :)

11122015

12:59 p.m

Kamu, kalian

Alhamdulillah Allah karuniakan Ulfa bertemu dengan kalian. Mengais banyak bulir hikmah dan kebaikan.
Alhamdulillah Allah mengingatkan banyak tentang akhlaqul karimah. Tadzkirah yang tersusun dalam rahmat.

Terima kasih sabil, renita, amik, al fitri, dan semua sahabat terbaik yang In syaa Allah membekas amalan baiknya :)

Bukan bekas, tapi lekat

Sejujurnya merindu, sangat.
Dengan sebuah miniatur peradaban, dimana pernah tertetes air mata tentang, "Adakah tempat yang lebih baik dari sini?" dalam sebuah perjalanan yang remang.

Sejujurnya merindu, yang belum sampai.. yang ingin sampai. Tentang ia sosok yang sangat berpengaruh. Abi dan Ummi.

Sejujurnya merindu yang dalam. Dengan suasana qur'an yang menurunkan sakinah, yang termanifestasikan sensitifitas yang tinggi atas serpihan rasa-rasa berdosa.
Ya Allah.. kami tahu pijakan kami masih dalam bumi terbaik-Mu. Kuatkan kami.

Selasar Jabal Tsur dalam 4 tahun mensejarah

Masih tersimpan ruh bahkan saat lewat
-Emosional kerinduan-

Cerdas dalam Bahasa Kaum

Sebagai seorang kakak, normally selalu muncul tendensi buat menanamkan nilai-nilai positif buat sang adek. Barusan gw diingatkan dengan sebuah sentilan buat terus belajar.

Singkat cerita pas buka line di hp adek gw (yang duduk di bangku SMP) nemu jejak di timeline tentang perjuangan dokter di Indonesia yang isinya 4 buah video bersambung refleksi perjuangan seorang dokter. Perjalanan panjang yang memang belakangan juga gw sadari dengan dalam live report di depan mata semasa profesi.

Niatnya mau meneteskan sisi-sisi perjuangan dalam kehidupan pada si adek, ternyata disentil dengan pernyataan yang menyadarkan bahwa si adek sudah cukup kritis untuk berpikir.
“Eh, dek mau aku liatin video ga? Tentang perjuangan seorang dokter”
“Ngga mau ah, itu buat orang-orang gede kok mesti. Anak kecil bukan kayak gitu tontonannya.”
“???? Ha? Iya yaa? Haha”

Well, sometimes kita nggak nyadar kalau apa yang pengen kita sampaikan ke orang lain itu kurang tepat sasaran #notetomyself. That’s oke purposenya baik, tapi musti tepat. Sering kali setiap kesempatan di jogja dapet free wifi access gw nyempetin nge-yutub buat download video edukasi buat anak-anak kecil, itung-itung bawa bekal ke rumah. Tapi pekan-pekan lalu entah kenapa nge-yutub nya lagi suka sama beberapa hal khusus, jadi ga kepikiran juga buat donwload something new buat adek.

At least dengan pernyataan si adek gw jadi seneng dan tertohok juga sebenarnya. Jarang-jarang si adek mengungkapkan isi hatinya (termasuk kekecewaannya nunggu lama di jemput karena gw ketiduran.haha). Pernyataan itu sebuah reminding buat gw kalau bisa jadi ternyata preparedness gw buat menyampaikan sebuah dakwah *cieh*, or mean simply sebuah value kebaikan bisa jadi kadang kurang tepat buat objek sasaran. 

Selama ini mungkin beberapa kali diamanahkan ummi di sanlat SMA sewaktu di DS. Artinya beberapa metode pendekatan ke anak SMA ‘seharusnya’ gw udah punya bekal. Belum merasa pantas dan easy going penuh juga (masih banyak harus belajar.red) ke anak SMA, malahan jadi lebih sadar lagi kalau pendekatan ke anak SMP juga nggak mudah. Sampe bener-bener si do’i ngerasa deket sama kita, cerita sepenuhnya, curhat dengan lapang and trust. Serius, nggak mudah. Karena urusan orang dewasa *sok banget* kadang begitu ribet di kepala kalo belum kelar kali ya. Padahal seusia puber mereka sangat butuh perhatian penuh.

Rasulullah menganjurkan kita buat menyampaikan dakwah sesuai dengan bahasa kaumnya. Hal ini penting untuk keterikatan yang lekat dengan hati objek penyampaian, cerdas dalam bahasa kaum. Nasihat itu baik, maka penyampaiannya pun juga harus dengan cara yang baik.

Dan yang terpenting lagi, seorang agen penyampainya (agen dakwah.red) yang harus lebih-lebih memiliki cara yang baik untuk terus mendengar, belajar dan berlomba terhadap amal-amal baik, yang Allah suka. Supaya makin deket hatinya sama Allah, kemudian Allah bikin keterikatan dengan mereka objek dakwah yang Allah dan kita sayangi :)

#ntms
Bagi anak gaul jaman sekarang, orang dewasa yang serius itu ngebosenin kali ya. Haha
Ditulis H2 kedatangan sahabat hebat Bekasi, yang masih terngiang cara ia bercerita :)

Skh, 13112015

Tentang Cita

Bismillahirrahmaanirrahiim..
Bicara soal mimpi. Saya punya masa dimana sebuah cita berbuah menjadi ruh yang menggerakkan.
Seolah setiap detik masa yang terlewati menjadi sebuah kerinduan yang akan berlabuh pada kenikmatan, pada suaan hangat dengan level pencapaian yang Allah hadiahkan.
Sering, bahkan terus menjadi candu.
Memang nikmat saat itu, saat-saat dimana hati menjadi selalu ingin terpaut dengan-Nya, menjemput keberkahan, menuai amal yang mengantar pada sebuah washilah keberhasilan.

Setelah semua selesai, setelah semua tercapai.. Ada sebuah titik dimana segala hikmah berserak atas hasil peluh perjuangan.
Yang ada tentu rasa syukur, dimana sebuah stage dalam episode kehidupan terlampaui dengan value terbaik yang Allah karuniakan.

Lambat laun, saya berpikir, setelah itu, seberapa jauh orang terdekat merasa tenang karena terbantu atas keberadaan kita?
Atas ketercapaian yang tertoreh, atas mimpi yang tercanang.
Bukankah kemuliaan manusia terletak pada ketaqwaan? Yang termanifestasikan pada sebuah keshalihan pribadi dan keshalihan sosial?

Hingga pada suatu titik, idealisme bergeser pada sebuah prinsip yang berharap ini akan lebih baik.
Untuk menjadi manusia mulia, yang menjadi sumber keberkahan dimanapun berada.
Menjadi sumber kebaikan yang meringankan kesulitan seorang muslim yang lain.
Menjadi pribadi yang terus berbenah diri, agar ambang kepekaan terhadap dosa menjadi dangkal dan memiliki sensitifitas yang tinggi.

Hingga kelak semua cita saya, cita makhluk yang Allah cintai dan mencintai-Nya berlabuh pada sebuah muara yang sama. Di syurga, untuk bertemu dengan-Nya, dan menatap-Nya dengan luapan rindu dan cinta.

_Refleksi di tengah stase maternitas_
Banyumas, 23092015
05 : 22 p.m

Safar..

dengan sepenuh cinta dari safar..
aku mencintai safar..

setiap waktunya adalah berkah,
setiap titik pandang tersirat tadzkirah,

dengan sepenuh cinta dari safar..

mencoba menelaah sebuah kisah,
tentang ulama masyhur di zamannya,
seorang pengembara ilmu yang Allah karuniakan banyak berkah,
Imam syafi'i,
yang syairnya tentang ilmu tersebar luas jutaan umat

dalam khidmadnya safar..
serpihan rasa berharap mampu meniru sedikit jejak-jejak ketauladanan seorang ulama besar,
meski sebutir debu keberkahan,
atau bekas-bekas kesabaran dan perjuangan dalam belajar,

dalam nikmatnya safar,
terima kasih untuk yang terkasih sahabat perjuangan, 
atas support dan do'a yang sepenuh rasa.

Dalam safar, aku kembali ke sebuah kota,
dengan pengajaran tentang manajemen penugasan dan scientific nursing yang mengagumkan.

khidmad safar, untuk Banyumas :)

06092015
16:02

Alhamdulillah

Alhamdulillah, waktu pun bergulir dengan pembelajaran yang amat luar biasa Allah karuniakan :)
Yang jelas kata move on selalu hadir dalam keadaan apapun agar manusia terus bergerak.
Allah, terima kasih. Ulfa ingin terus mendekat, ridhoi ya Rabb..


Combine from Pejuang Asyikin Aja, Al Balad and Al Fajr Halaqah

Jazakunnallah adek-adek, uhibukum fillah :)


Hal sementara yang menenangkan, mengais hal-hal yang mengingatkan akan kematian
Last moment, after the last exam, Dec 22th, 2014.
Perpus pusat, 05012014
4:23 PM

Quotes

“Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya”
( Pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a.)

Total Pengunjung

Followers

My Account Facebook

Mengenai Saya

Foto saya
Pembelajar Sepanjang Hayat yang telah tunai menyelami program studi Ilmu Keperawatan di Universitas Gadjah Mada. Tertakdirkan semenjak tahun 2010 hingga lulus program profesi Ners 2016. Pasca dibelajarkan dalam mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang khalifah di madrasah kepemanduan dan organisasi kampus, kini sedang belajar untuk mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang professional clinical ners di sebuah Rumah Sakit yang berpayung di sebuah Perguruan Tinggi Pemerintahan. Bermimpi menjadi insan pecinta ilmu dari buaian sampai liang lahat, hingga tunduk dan meneduh di keridho'an Al Fatah Ar Rahman Ar Rahim..