"Memilih sikap terbaik untuk hidup setelah kematian"

_faidza ‘azzamta fatawakkal ‘alallah_
Intanshurullaha yanshurkum wayutsabbit
aqdaamakum

"....Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu." (QS Muhammad : 7)

Bedanya Ayah sama Adek atau Mas atau Saudara laki-laki yang Lain

Bismillahirrohmaanirrohiim..
Sebagai seorang anak, tentunya kita merasakan betapa tulusnya kasih sayang orang tua kita. Meskipun gaya atau cara mereka menyayangi pasti berbeda-beda. Disini tentu dikarenakan banyak faktor seperti bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual (weits, holistik banget euy).
Selain orang tua, pastinya saudara-saudara kita juga punya cara sendiri-sendiri untuk menunjukkan kasih sayangnya.

Nah, sebenarnya disini saya hanya ingin menguraikan sedikit dari apa yang saya rasakan dan apa yang dirasakan juga oleh beberapa teman atau bahkan mungkin pembaca sendiri.

Tentang apa?
Tentang suatu perbedaan...
Suatu perbedaan yang saya rasakan ketika di antar ke stasiun oleh ayah saya dan ketika diantar oleh adek saya.

Apanya?
Yang jelas saya tidak akan mempermasalahkan antara ayah pakai vario merah dan adek saya pakai vario hitam. Karena terkadang adek saya juga pakai motornya ayah. (Geje)
hm...
Simple saja sebenarnya, adek saya selalu mengantar sampai gapura masuk stasiun saja dan ayah mengantar masuk sampai menunggu di peron hingga aku berangkat. (Meskipun terkadang juga pernah ayah mengantarkanku sampai di luar saja)
So?
Simple?
Memang...
Tapi menurutku menunjukkan perbedaan besarnya kasih sayang yang tertanam. (ciee..)
Setelah sharing dengan teman saya, ternyata beberapa juga mengalami hal yang sama. Entah itu ketika di antar kakaknya atau saudara laki-lakinya yang lain.
Walaupun saya tidak bisa men-generalisir semuanya, tetapi saya yakin di setiap sikap itu tidak semua menunjukkan perbedaan makna.
Makna gimana maksudnya?
Makna kasih sayang.. :)
Intinya, meskipun berbeda perlakuan, saya sadar dengan cara itulah ayah saya menunjukkan lebih terang kasih sayangnya dan adek saya menunjukkan kasih sayangnya pula dengan sikapnya.
Hanya saja pastinya ada perbedaan tingkatan di sini.

Setiap kali turun dari motor kemudian bersalaman pamitan dengan adekku yang dibalas dengan mencium tanganku, mengucap salam lalu masuk menuju stasiun.
Tidak jauh berbeda ketika di antar ayah, menempatkan motor di parkiran, menunggu kereta datang, berpamitan dengan mencium tangan beliau, mengucap salam dan lalu berangkat...

Iya, tidak jauh berbeda kebermaknaannya.

-Tulisan ini sebenarnya hanya mengisi waktu luang di perjalanan ke Yogyakarta by prameks. Sekedar menulis yang sempat terbersit di kepala sebelum kereta menutup pintu dan aku masih sempat melihat adek kecilku dan ayahku di peron stasiun. Untuk point/intinya, saya sendiri juga tidak tahu nih. Hehe-
yah, begitulah...

Alhamdulillahirobbil'alamiin....

Ahad, 15 Mei 2011
07:45 a.m

Quotes

“Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya”
( Pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a.)

Total Pengunjung

Followers

My Account Facebook

Mengenai Saya

Foto saya
Pembelajar Sepanjang Hayat yang telah tunai menyelami program studi Ilmu Keperawatan di Universitas Gadjah Mada. Tertakdirkan semenjak tahun 2010 hingga lulus program profesi Ners 2016. Pasca dibelajarkan dalam mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang khalifah di madrasah kepemanduan dan organisasi kampus, kini sedang belajar untuk mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang professional clinical ners di sebuah Rumah Sakit yang berpayung di sebuah Perguruan Tinggi Pemerintahan. Bermimpi menjadi insan pecinta ilmu dari buaian sampai liang lahat, hingga tunduk dan meneduh di keridho'an Al Fatah Ar Rahman Ar Rahim..