"Memilih sikap terbaik untuk hidup setelah kematian"

_faidza ‘azzamta fatawakkal ‘alallah_
Intanshurullaha yanshurkum wayutsabbit
aqdaamakum

"....Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu." (QS Muhammad : 7)

Metamorfosa Masa depan

"Bagaimana doa seseorang akan dikabulkan Alloh jika ia mendustai doanya sendiri. Saat berdoa ia mengatakan bahwa Alloh Maha Mengabulkan doa namun ia ragu setelahnya.”
Selasa, 29 September 2011

Akhir2 ini dan bahkan sampai tadi aku benar-benar merasakan seperti ini. Astaghfirullohal’adziim…

Bukan suatu kebetulan sms LENTERA HATI itu saya terima sangat tepat sebelum saya melihat pengumuman asli langsung sebuat tes masuk sekolah tinggi. Salah satu sekolah tinggi di Ibukota sana. Awalnya teman lama saya di SMP (yang juga ikut dalam tes itu) sempat mengirimkan sebuah sms pagi ini sekitar pukul 06.57 di HP ku.

Assalamu’alaykum…
Ulfa gimana **** ny?
Ak ga dtrima ukhti.. Mgkin Allah lbh mghendaki ak jadi bidan
Kemarin kami ikut tes bersama. Di Jogja, kota ‘impianku’ :’)

Di kota eksotik yang penuh samudra ilmu, penuh hikmah dan pintu hidayah bagi orang-orang yang bersedia membuka hatinya untuk belajar banyak hal disini.^^
Pagi tadi, sms itu aku baca di kamar (Jabal Tsur 2, Kamar Yunus). Setelah piket halaman di asrama. Entahlah, saya sebenarnya sudah mencanangkan sebuah ‘persiapan iman’ untuk hari yang mungkin akan sangat ‘menggalaukan’ ini. Mungkin… Namun ternyata, saya bangun sekitar pukul 03.18 WIB, karena tidak sholat, saya hanya berwudhu dan kemudian belajar untuk tutorial pagi ini. Sedikit, tak banyak saya membaca, dan entah kenapa sangat tidak menunjukkan pembelajar sejati. Yang selalu berusaha semaksimal mungkin dalam setiap step kesulitannya. Ya Alloh….
Kemudian saya datang kelas pagi di asrama. Materi akidah dari abi, yang sebelumnya ada lagi-lagi ‘suntikan semangat’ dari umi. Lagi-lagi sindiran bagi diri yang bejibun kekurangannya ini, yang minim amalan dan sedekahnya ini. Padahal gunungan dosanya belum ditebus dengan cicilan kebaikan-kebaikan untuk orang lain. Ya Robb, istiqomahkan kami dalam pertolongan-Mu.. -.-

Piket dan kemudian persiapan berangkat kuliah. Yang ada di feeling saya saat itu, kalau saya diterima pasti dia sudah memberikan ucapan selamat pada saya, sepertinya tidak mungkin kalau nggak tahu soalnya file pengumumannya dalam bentuk PDF yang pastinya semua bisa membaca. Apalagi di sms selanjutnya, setelah saya menanyakan apakah ada nama saya di situ dan berapa yang diterima, ia menjawab :

Lumayan fa, , ehm, ada mariyana tp ga ada ulfa ne. Tp ulfa nton dwe yoan, tar neg seumpama ak salah..
Ayo dadi perawat ma bidan ae ukhti…

:)
Semakin menguatkan, menurut saya, itu cara halus dari seorang sahabat seperti dia yang sangat menjaga perasaan orang-orang di dekatnya. Subhanalloh, terima kasih kawan.. :)
Tapi sayang, setelah itu pulsaku habis.

Dalam setiap aktivitas...

Lagi-lagi saya merasakan kejanggalan. Bukan kali pertama, bukan kali kedua, namun sering dan hampir setiap kali saya rasakan di suasana kota dan universitas impianku ini. Apa lagi sih yang kamu cari fa? Kepastian akan takdir? Masih ragu akan takdir istimewa yang Alloh anugerahkan?

Coba kamu ingat lagi, dulu, setahun silam.. kamu menginjakkan kaki di Universitas terbaik yang ada di benakmu ini, yah… Penuh rasa syukur yang mendalam ketika itu, ketika menerima sms dari teman yang menyatakan aku diterima di universitas ini. Sedangkan sebelumnya kamu sudah punya pegangan 2 yang karena kehendak Alloh memudahkan saat itu. Oke… Bagus, kamu bersyukur akan hal itu. Dan sudah sepantasnya banyak mengucapkan dan beramal kebaikan setelah datangnya nikmat itu. Namun perlahan ternyata ada yang ingin Alloh tunjukkan padamu fa, yaitu tentang syukur, keikhlasan, kesabaran dan pengorbanan… :)

Jadi orang itu jangan hanya terfokus pada apa yang terbaik yang ingin kamu tunjukkan ke orang tua. Namun kamu juga harus berpikir realistis, jangan bawa-bawa idealisme kakumu itu. Yes, kamu memang memimpikan di Universitas ini. Tapi nggak ada salahnya pula kamu mencoba apa yang diinginkan orang tuamu. Sebagi pembuktian bahwa kamu bisa menunjukkan apa yang mereka inginkan. Dalam hal ini sebenarnya kamu salah persepsi mengartikannya. “Menjadi apa yang mereka inginkan itu bukan hanya dengan menjadi apa yang mereka mau. Tapi dibalik itu semua, menjadi yang terbaik di mata Alloh untuk kedua orang tua itu jaaauuuh lebih berarti buat mereka.” Mungkin secara kasat mata keadaan dan status dunia terasa lebih nikmat untuk dipandang jasmaniyah. Padahal sebenarnya kamu itu harus menyadari bahwa ketenangan dan kebahagiaan hakiki itu justru akan mereka rasakan ketika kamu di sini menjadi yang terbaik untuk mereka karena Alloh. Percaya nggak? Alloh sendiri yang akan menyampaikan ke hati kedua orang tuamu bahwa disini, di kota perantauan study pilihanmu, di kota yang penuh barokah untuk orang-orang yang diliputi hikmah ini, kamu sedang berjuang untuk mereka. Kamu sedang memperjuangkan syurga mereka lewat titipan yang Alloh titipkan pada mereka, kamu… Kamu anak pertama yang selama 11 tahun dinanti yang di dalam do’a mereka dengan penuh harap akan menjadi sosok yang besar pembangun peradaban dunia dan penanam pahala untuk mereka selamat di akhirat. Berbuatlah terbaik di sini fa… Beramallah semaksimal di di sini, berkontribusilah untuk mereka di sini… Karena secara tidak langsung kamu telah menunjukkan bukti kecintaan aslimu karena Alloh untuk mereka..”

Oke, cukup untuk saya bergalau ria di saat kuliah. Dan asal Anda tahu, terkadang ada beberapa titik fokus di pikiran saya yang saya rasakan ketika kuliah. Sangat tidak efektif. Memang, dan itu adalah fokus utama saya untuk diubah.
Terakhir, inti dari kenangan indah yang bisa saya petik hikmahnya hari ini :

Tidak tercantumnya nama saya di dalam file PDF yang kedua kalinya ini, di pengumuman itu. Yang setiap kali setelah sholat fardhu saya ingat untuk berdo’a akannya itu, InsyaAlloh tidak akan memupuskan semangat saya untuk berkontribusi bagi orang lain dengan semaksimal mungkin. Justru ini adalah suatu awal langkah semangat baru yang memotivasi saya dalam menemukan diri saya yang terbaik yang sebenarnya. Semaksimal saya, InsyaAlloh..

Saya juga semakin tenang karena kegundahan ini sudah terpecahkan oleh takdir terbaik Alloh yang Alloh tunjukkan lewat berbagai rangkaian peristiwa dalam periode setahun silam. Yang jelas tidak ada suatu kata terlambat untuk memulai sebuah tekad baru dalam konsistensi dan keutuhan semangat dalam perjuangan. ALLOH AKAN MEMUDAHKAN SETIAP LANGKAH KEBAIKAN, Isya Alloh… Tak ada kata terlambat untuk meluruskan niat. Masih banyak target yang tertempel di dinding kamar yang harus di perjuangkan. Waktu satu tahun saya rasa harus kudu wajib dicukupkan sebagai preadaptasi bagi orang yang unadaptable shortly seperti saya. InsyaAlloh bisa atas kehendak Alloh. Innalloha ma’ana…^^

Terakhir, injeksi semangat aku terima lagi dari bapak, dari balasan smsnya setelah aku mengabarkan bahwa belum diterima tes…

“Ya wis rasah gela memang Allah memilihkan di UGM”
-Ya sudah nggak usah kecewa memang Alloh memilihkan di UGM-

Oke, clear… Alhamdulillah, ini sudah selesai masa penguatan tekad untuk fokus masa depan yang terarah. Lewat rangkaian peristiwa ini saya yakin, InsyaAlloh bapak sudah mantap dan ridho dengan lebih mantap bahwa jalan terbaik saya di Program Studi Ilmu Keperawatan-Fakultas Kedokteran FK UGM.
Bismillahirrohmaanirrohiim…
Tunggu postingan saya kelak suatu saat, entah hikmah dan kejuatan indah apalagi yang Alloh rencanakan bagi saya setelah hal indah yang saya terima kali ini. InsyaAlloh… :)
Karena sesuatu itu pasti ada hikmahnya dan pasti atas kehendak Alloh..^^

InsyaAlloh, suatu saat aku akan kesana, mungkin bukan sebagai mahasiswa, tp tamu yang istimewa.. InsyaAlloh.. Amiin.. :')




Bedanya Ayah sama Adek atau Mas atau Saudara laki-laki yang Lain

Bismillahirrohmaanirrohiim..
Sebagai seorang anak, tentunya kita merasakan betapa tulusnya kasih sayang orang tua kita. Meskipun gaya atau cara mereka menyayangi pasti berbeda-beda. Disini tentu dikarenakan banyak faktor seperti bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual (weits, holistik banget euy).
Selain orang tua, pastinya saudara-saudara kita juga punya cara sendiri-sendiri untuk menunjukkan kasih sayangnya.

Nah, sebenarnya disini saya hanya ingin menguraikan sedikit dari apa yang saya rasakan dan apa yang dirasakan juga oleh beberapa teman atau bahkan mungkin pembaca sendiri.

Tentang apa?
Tentang suatu perbedaan...
Suatu perbedaan yang saya rasakan ketika di antar ke stasiun oleh ayah saya dan ketika diantar oleh adek saya.

Apanya?
Yang jelas saya tidak akan mempermasalahkan antara ayah pakai vario merah dan adek saya pakai vario hitam. Karena terkadang adek saya juga pakai motornya ayah. (Geje)
hm...
Simple saja sebenarnya, adek saya selalu mengantar sampai gapura masuk stasiun saja dan ayah mengantar masuk sampai menunggu di peron hingga aku berangkat. (Meskipun terkadang juga pernah ayah mengantarkanku sampai di luar saja)
So?
Simple?
Memang...
Tapi menurutku menunjukkan perbedaan besarnya kasih sayang yang tertanam. (ciee..)
Setelah sharing dengan teman saya, ternyata beberapa juga mengalami hal yang sama. Entah itu ketika di antar kakaknya atau saudara laki-lakinya yang lain.
Walaupun saya tidak bisa men-generalisir semuanya, tetapi saya yakin di setiap sikap itu tidak semua menunjukkan perbedaan makna.
Makna gimana maksudnya?
Makna kasih sayang.. :)
Intinya, meskipun berbeda perlakuan, saya sadar dengan cara itulah ayah saya menunjukkan lebih terang kasih sayangnya dan adek saya menunjukkan kasih sayangnya pula dengan sikapnya.
Hanya saja pastinya ada perbedaan tingkatan di sini.

Setiap kali turun dari motor kemudian bersalaman pamitan dengan adekku yang dibalas dengan mencium tanganku, mengucap salam lalu masuk menuju stasiun.
Tidak jauh berbeda ketika di antar ayah, menempatkan motor di parkiran, menunggu kereta datang, berpamitan dengan mencium tangan beliau, mengucap salam dan lalu berangkat...

Iya, tidak jauh berbeda kebermaknaannya.

-Tulisan ini sebenarnya hanya mengisi waktu luang di perjalanan ke Yogyakarta by prameks. Sekedar menulis yang sempat terbersit di kepala sebelum kereta menutup pintu dan aku masih sempat melihat adek kecilku dan ayahku di peron stasiun. Untuk point/intinya, saya sendiri juga tidak tahu nih. Hehe-
yah, begitulah...

Alhamdulillahirobbil'alamiin....

Ahad, 15 Mei 2011
07:45 a.m

Upgrading

Yogyakarta
Sabtu, 19 Maret 2011
Assalamu’alaykum Warohmatullah…
Kawan, aku punya kisah…
Cerita ini baru saja aku alami. Kira-kira 1 jam yang lalu.
Ketika aku membutuhkan suatu hal yang bisa memotivasiku untuk berbuat yang lebih berarti, melangkah yang lebih pasti dan kembali memupuk semangat untuk melunturkan kelemahan iman yang lagi datang bersama dengan lunturnya ghiroh untuk berjuang. Subhanallah… Allah kembali mengingatkan aku dengan cara-Nya yang sama sekali tak ku sangka. Ia tak membiarkan hamba-Nya terkurung dalam kelemahan iman yang mungkin akan menjerumuskan dari hal yang kecil sampai hal yang besar dampaknya.
Ketika tadi aku pulang dari rektorat, di depan fakultas Farmasi kalau nggak salah. Aku bertemu dengan Dyah Ayu Kusuma Wardani. Dia temanku ketika di SMA dulu. Dia naik sepeda sedangkan aku naik motor. Perjalanan beriringan dan pelan yang sesaat, dengan perbincangan yang sedikit setelah aku menyapa, kemudian aku memutuskan untuk ke wismanya. Sebenarnya niatan awalku untuk mengisi formulir sebuah kursus. Tapi ternyata formulirnya habis. Hehe
Ya sudah, akhirnya kami berbincang. Mengenang masa lalu di SMA, dengan semangat yang dulu pernah terpatri, dengan kekonyolan kebiasaan yg tidak bisa ditolerir dan membuat kwalahan di masa kuliah, dengan membicarakan IP mereka yang Subhanallah… Semangat2 mereka…
Aku kembali terbangun, terbangun dari hal yang sempat tertidurkan. Ya Allah… Aku punya mimpi…
Bisa-bisanya suatu hal kecil selalu menghalangi untuk ikhtiar lebih keras lagi…
Bisa-bisanya mengambil alasan untuk tidak berusaha menghadapi segala rintangan yang di depan mata…
Tadi aku menunggu hujan untuk pulang. Awalnya mau mabit, tapi nggak jadi.. 
Sekitar jam 7 aku pulang dr Wismanya. Kemudian aku menuju ke sebuah warung makan yang lumayan unik rasanya menurutku. Rasa dan namanya sungguh berbeda.. D’Gejrot dengan bumbu yang tidak biasa… hehe
Disana aku bertemu dengan temanku lagi. Kali ini teman satu fakultas tapi beda prodi. Dia di pendidikan dokter. Kami pernah di satu kepanitiaan sebuah acara. Perbincangan pun dimulai…
A : Aku
B : Temanku
Mohon maaf, kali ini saya tidak menyebutkan nama-namanya. Tapi Insya Allah perbincangannya ke arah yang baik kok…
Dan saya mengutip beberapa percakapan di antara kami. Kurang lebih begini…
Awalnya dia tak menyadari kedatanganku, jadi aku yang menyapa duluan.
A : B (memanggil sebuah nama)…
B : (Dengan sedikit menilik dan memastikan) Oh… kirain siapa… :D
A :  hehe. Sendirian?
B : Iya.. Dari mana?
A : Dari kos temen tadi…
B : Oh… Kamu beli buat temen2mu lagi?
A : iya, 4 sih.. hehe
B : ckck…
A : Emang kalau misalnya masih ada yang di luar pada nitip sekalian daripada keluar.. gitu… 
B : Oh.. Kasihan ya kamu…
A : Hm? Kenapa?
B : Soalnya selalu dititipin… hehe
A : Hmm… biasa aja kali….
Setelah itu… selang sebentar aku menanyakan hal yang lain..
A : Oh ya, kamu dulu masuk lewat jalur apa B?
B : Lewat jalur PBUB… ra ngerti mesti?
A : Tau dong… Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi…
B : kok ngerti? :D
A : Hm.. ya iyalah... Uhm.. keren yak… Dulu rata2 rapot berapa?
B : uhm… berapa ya… lupa sih. Tapi dulu aku nggak pake rapot. Pake nya medali…
A : Medali… olymp ya??
B : Iya, OSN…
A : (Wah, subhanallah…) Dulu OSN apa B?
B : Aku ikutnya kimia dulu…
A : Oh.. pantesan kamu disuruh buat soal yg buat gamed…
B : Lhoh, kok tahu?
A : Kan kau pernah cerita??
B : Oh iya yaa… :D
A : OSN nya Nasional ya?
B : Iya, pas daftar PBUB itu yang Nasional.. Dikit kok yang PD masuk lewat jalur PBUB. Berapa ya.. 3 orang…
A : 3 orang, dari sekian ratus? Subhanallah… Siapa aja?
B : si C. Tahu kan? Anak KaLAM juga…
A : Iya, tahu… (tahu banget malah…hehe.. Subhanallah…)
B : Terus si D. nggak tahu mesti…
A : Uhm… yang ikut itu ya.. apa namanya…dia punya blog pokoknya,,,
B : iya, duta wisata “….” Tahu kan?
A : iya iya... tahu… wah, keren ya kalian….
(dia hanya menunduk sambil makan)
A : Ohhh… si C itu lewat PBUB ya….?
B : iya.. biologi dia. Medali emas malah. ra ketok ya? Hehe
A : Wah, subhanallah… iya… kau juga gk kelihatan… hehe
B : hehe. Dia keren lho… IPK nya aja 4.
A : hm…. Subhanallah… Tapi kelihatannya santai banget ya orangnya…?
B : iya, emang....
A : Lha kau berapa?
B : jelek og….
A : nggak mungkin… Jelek2nya paling 3.5…
(Tapi akhirnya tidak mengakui)
A : Terus2, yang lain anak KaLAM berapa aja?
B : Anak2 KaLAM pinter2 og… Si E tuh, yang satu bidang sm km. Tinggi juga nilainya… (kalau nggak salah ingat 3.83). Terus si F yg bareng km juga… 4 juga dia…. Kalau dia kelihatan ya? Hehe
A : ckck… Subhanallah… pinter2 ya mereka… (Dunia dan ukhrowinya dapat…)
B : iya og…
A : Terus si G?
B : Dia tinggi juga, sekitar 3.83… Dia mantan OSN juga, tp belum dapat medali…
A : Uhm gt… siapa lagi ya.. Oh ya… si H?
B : Nah, si H tuh… 4 juga… waah…. Gurunya anak2 dia…
A : waaah…
B : iya, jadi sebelum ujian tuh kita pada ke kosnya. Dia jadi gurunya… Keren kan?
Dulu OSN Fisika juga dia…
A : Fisika? subhanallah…. Oh ya, B… Kau belajarnya gimana? Sama temen2 tuh, tahu nggak?
B : Uhm… kalau aku sih biasa aja. Kalau pas mau. Hehe… emang kalau dulu pas mau OSN sih bisa bener2 rajin banget belajar. Kadang nggak tidur juga.. Ya, sampe jam 1.. gitu2 lah… Tapi sekarang kalau mau aja sih…
A : Uhm… Kalau yang lain?
B : Kalau si C tuh… Dia jam 8 udah tidur. Habis itu jam 12 bangun, sampe pagi dia belajar. Kalau si H, dia belajarnya jam2 segini nih, sampe jam 12an gitu lah. Terus ntar jam 4 bangun. Belajar lagi. Habis subuh sebelum kuliah masih belajar juga dianya…
A : Subhanallah….
B : Iya… Dulu kan aku pernah di kosnya sekitar 1 minggu,,,
A : Dan itu rutin ya?
B : iya… kecuali weekend sih…
A : Uhm… siph2… :D
Tak lama kemudian makananku yang di bungkus sudah jadi. Dan aku duluan pulang.
Dalam hatiku. Subhanallah…. -.-
Perbincangan ini sangat merenyuhkan hatiku setiap detik dan menitnya…
Aku yakin, bahwa masih banyak mereka yang hebat di luar sana… Ini baru secuil bumbu semangat yang kembali mengupgrade motivasi untukku…
Dari mereka yang menyadarkan…
Bahwa mereka punya tekad yang kuat dan mimpi yang besar. Dan mereka punya tujuan mulia…
Bahwa mereka jiwa-jiwa yang penuh ghiroh juang untuk mencapai apapun yang terbaik yang bisa mereka lakukan…
Teman2… Terima kasih atas tauladan yang kalian ajarkan. Terima kasih atas semangat yang tersirat atas apa yang kalian lakukan…
Ya Rabb… Jadikan hamba, hamba yang pandai mengambil hikmah dan memperbaiki kekurangan di setiap apa yang terjadi pada hamba…Amiin ya Robbal’alamiin…

SEMANGAT kawan…. Jalan kesuksesan di depan mata….^^
Semangat berjuang, semangat meraih prestasi… ^^

QA @9:31 pm

Dilema

Sesuatu yang aku ingat di tengah apa yang aku jalani sekarang...
Bahwa dulu, setahun, dua tahun silam...
Sempat aku memegang paradigma dan prinsip itu.
Dan sekarang seolah bertolak belakang. Mungkin dulu bisa dibilang pelampiasan ketidakmampuan yg pernah ku alami karena suatu halangan...
Tapi, betapa ujian itu selalu datang lewat perasaan ingin kembali ke masa-masa itu...
Mana yang lebih aku nikmati?
Antara dulu dan sekarang....
Ya Allah... Tunjukkanlah apa2 yang benar-benar yang terbaik bagiku kelak...
Pahamkan kepada hamba mengenai apa yang Engkau ajarkan di muka bumi ini... Dan tunjukkanlah ilmu yang memang bermanfaat untuk keselamatan dan kebaikanku di esok hari... Amiin ya Rabb... -.-

Quotes

“Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya”
( Pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a.)

Total Pengunjung

Followers

My Account Facebook

Mengenai Saya

Foto saya
Pembelajar Sepanjang Hayat yang telah tunai menyelami program studi Ilmu Keperawatan di Universitas Gadjah Mada. Tertakdirkan semenjak tahun 2010 hingga lulus program profesi Ners 2016. Pasca dibelajarkan dalam mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang khalifah di madrasah kepemanduan dan organisasi kampus, kini sedang belajar untuk mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang professional clinical ners di sebuah Rumah Sakit yang berpayung di sebuah Perguruan Tinggi Pemerintahan. Bermimpi menjadi insan pecinta ilmu dari buaian sampai liang lahat, hingga tunduk dan meneduh di keridho'an Al Fatah Ar Rahman Ar Rahim..