"Memilih sikap terbaik untuk hidup setelah kematian"

_faidza ‘azzamta fatawakkal ‘alallah_
Intanshurullaha yanshurkum wayutsabbit
aqdaamakum

"....Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu." (QS Muhammad : 7)

nggak usah dianggep Rempong deh

Sometimes nih ya.
Mahasiswa yang masih berproses kayak saya suka berpikir konyol.
Hanya masalah menentukan tempat pas untuk membangun mood yang oke saat ngerjain tugas or something else.

"enaknya dimana ya?"
Biasanya pilihannya nggak jauh-jauh. Kalo nggak perpus fakultas, perpus pusat UGM atau perpus kota. Yang terakhir agaknya jarang terpilih. Mau milih rumah makan, eman. Indomaret point? That's not my style at all. Sebenarnya lebih ke gaung musik yang nggak pas untuk telinga. *hehe

Nah, ini yang parah.
Karang milih tempat yang nggak musti nitipin tas kura-kura (ransel.red) yang berat nggak pake bingit.
Alasannya apa? Biar nggak rempong nitipin barang, ngerluarin dipindah tas cangklong dengan tetek bengeknya (jelek banget yak bahasanya), lalu masukin si kura-kura ke loker, masuk, selesai, ngambil lagi, mindahin lagi si isi ke si empu kura-kura. Ah, mana ya yang nggak rempong. Gesit-gesit gitu.

Eh, eh eh.
Alhamdulillah logika saya sore ini Allah izinkan berpikir supaya bersyukur.
Lah fah ! Ngurus diri sendiri aja nggak mau rempong. Masalah secuil yang cuma mindahin barang sendiri untuk keperluan sendiri aja dianggep rempong. Sebenarnya di benakmu isinya apa? Visioner dong, katanya mau ngurus umat. Ngurus orang banyak jauh lebih rempong jeng.

Iya kan ya?
Yang namanya orang berpikir besar, pasti nggak akan sibuk dengan urusan secuil dan remeh-temeh.
Duh Gusti, ya Allah. Ampuni hamba, dan orang-orang yang mencintai-Mu serta Engkau cintai untuk sanggup menata diri menjadi hamba yang lebih anfa', bermanfaat untuk banyak makhluk-Mu. 

17 : 04 
18112014

Di sela komitmen, hanya boleh istirahat setelah fully focus selama 2 jam.
Oke, on fire !

“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan dicintai oleh Allah daripada seorang mukmin yang lemah. Namun pada keduanya terdapat kebaikan. Bersungguh-sungguhlah atas perkara yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan engkau merasa lemah. Kemudian jika ditimpa satu musibah, janganlah engkau mengatakan ‘seandainya saja aku melakukan hal ini dan itu niscaya akan begini dan begitu. Akan tetapi katakanlah, ‘semua sudah ditakdirkan oleh Allah, dan apa yang Allah kehendaki telah Dia kerjakan. Sebab perkataan ‘seandainya’ akan membuka pintu bagi setan.”(HR. Muslim)

Tafaqquh Fiddin

Masyaa Allah. Sedang spontan-spontan terbersit.

Kadang sepintas gemuruh untuk tafaqquh fiddin mengalami ekskalasi.
Melihat, merasakan, merasuklah perlahan kegigihan imam syafi'i, perjuangan imam ahmad, dan kewibawaan ilmu dari seorang imam maliki. Baru sebatas itu, dari yang hidup ribuan tahun setelah beliau.

Masyaa Allah. Sedang spontan-spontan terbersit.
Kadang gemuruh untuk tafaqquh fiddin mengalami ekskalasi.
Saat Allah merahmati, menyelami ilmu fiqh. meskipun masih mubtadiin.
Sedih. banyak nuansa ibadah yang masih kosong. Banyak amalan yang masih meraba ilmunya. Saat sadar ikhtiar ketidaktahuan di masa lampau tak terimbangi dengan gigihnya mencari dan mencari, hingga mantap terus terpatri.

tafaqquh fiddin terus berekskalasi, saat ruh ekspansi di luar diri melambai dan meninggi.
Di luar sana, terus berkembang, menumbuh ke negeri seberang.
Tapi aku tak ingin, sungguh, tidak ya Rabb. Sebelum Engkau mengizinkan, aku sanggup memikulnya, aku kuat mengembannya, sarat keberkahan dan manfaat.

Semoga tafaqquh fiddin terus berekskalasi, agar bersemayam rasa-rasa bodohnya diri.
Agar aku ya Rabb, semakin dekat dengan-Mu untuk memohon. Agar aku ya Rabb, semakin rindu mendekati-Mu.

Inspired by QS At Taubah : 122
17112014
16:26

Kembali menyelami Hasil dan Pembahasan
Bismillah, berkah :)

Buku Biografi 4 Imam Mazhab
from here

Kitab Fiqih Kehidupan
from here

Kehidupan yang Sempat Hilang

“emaaak... “
Gerubuk.. dua bocil mungil nan dewasa dan shalihat mengerubung.
“apaa? Emak gue..”
Lalu mereka saling sinis.
“kan panggilannya beda-beda, satunya emak, satunyaaa... apa mah? Hehe”
-------
“pinjem pensil” senyum merekah
“iya pake aja” balas senyum
“itu senjata ‘ammah”
“iya mah, aku juga pake ini kalo ngafal. Nggak tahu kenapa ya.” Sedari tadi memang buletin beberapa similar kata di QS Al Baqarah
“yaudah beli aja”
“iya ni, kok enak pensilnya”
--------
“wannajmi idzaa hawa.. maa dholla shaahibukum wamaa ghawaa.. wamaa yantiqu ‘anil hawa.. in huwa illaa wahyuyyuhaa.. iya kan mah? :D” menirukan saat yang duduk di depan setoran
“Uhm.. iyaa.. iyaa.. :D” sahutnya sembari acting mikir
“kenapa mah manggil-manggil?”
“nggak papa, kangen aja :D”

Malam ini alhamdulillah, Allah berkahi waktu kami (lagi) untuk syuro. Masyaa Allah, berkah. Efektif menurut kaca mata kami. Tentunya berimbang dengan ikhtiar beberapa dari teman-teman yang mempersiapkan bahasan dengan matang. Tepat selesai sesuai prioritas bahasan, 3 dari 7 list to discuss. Jam 10 kholas-kholas.red- (selesai).

Bahagia, Allah.. terima kasih. Tadzkirah yang begitu jitu sedari tadi siang. Beralur, lembut, menusuk dan membuncahkan energi (lagi). Beberapa penggalan humanis malam ini terekam dengan penuh syukur.

Ummiya menyisipkan dinamika syuro dengan penggalan suplemen.

“ammah udah tahu kitab Al Muwwatha’?”
“Beluuum miii...”  spontan seruan kompak
“Ya, ummi ambilin yaa...”

Lalu kitab itu dikelilingkan diantara kami.

“Udah, pengang aja, sambil dibuka, terus bergeser”

Beragam ekspresi diantara kami, ada yang kemudian mencium, memeluk, berdecak ingin sanggup membacanya, dan ada yang monolong, “mari kita mulakan majelis ini dengan...” sambil membuka kitab lalu teriring renyah tawa yang lain. “aamiiin....” (berharap kelak mampu mengkaji langsung dari sang ustadz dengan arab gundulnya).
Kemudian Ummi menegaskan maksud mengeluarkan kitab tersebut beserta salah satu buku biografi Imam Malik.

“Makanya naaak, kita masih jauh (Qur’an masih jauh, baca kitab belum bisa *sedih)... Tiga hari itu harus ada targetan (dalam sebuah agenda yang kami rancang). Ketika Ummi baca buku tentang Imam Malik, beliau bilang bahwa nikmat itu harus dinampakkan mah (memotivasi termasuk target qur’an kalau yang saya tangkap). Makanya kalau beliau memakai pakaian yang bagus-bagus. Kalian orang-orang cerdas. Orang bisa kok skripsi sampai selesai, bisa kuliah. Udah, dibuat target mah... Kita ini masih jauh. Kisah di dalam buku ini sudah menjadi cerita menjelang tidurnya Hamas (putra ummi yang terakhir yang duduk di bangku kelas 3 SD). Artinya ammah sudah harus khatam kisah-kisah ini dari sekarang..” seru ummi dengan penuh ekspresi seperti biasanya. *redaksi tidak sama persis

Aaaaah... ummiiii. Plak plak T.T

Alhamdulillah rundown, kontrak kegiatan, jadwal aktivasi syuro sampai terpilihnya korlap oprec DS 9 khalas. Ah, masyaa Allah. Belajar banyak. Amanah memang akan sampai pada pundak yang Allah karuniakan kekuatan. Kuat ruhiyah, kapasitas dan jenjang kesesuaian.

Untuk teman sekamar :

Barakallah ukht, semoga Allah senantiasa memberkahi waktu kita. Semoga Allah memilih kita sebagai hamba yang pantas menikmati peningkatan amal lewat amanah yang Ia karuniakan. Kerja besar ini insyaa Allah menjadi pemberat amal kelak di akhirat. Sangat. Kamu sudah tahu lebih banyak ya. Hehe. Tapi sungguh, aku iri :’) Jiddiyahmu menginspirasi. Ubbudiyyah yang terlihat ringan setiap malamnya, kelapangan, etos kerja, dan segala halnya. Ah, ya Allah, pertemukan kami di syurga.

Aku tahu, mungkin ini pengejawantahan rasa khauf mu di hadapan Allah, “Nggak mau, aku nggak mau jadi imam. Kalo nggak aku mau sholat sendiri aja” spontan aku tertawa lucu

“Nanti kamu bakalan jadi imam di Riau (Kepulauan Riau sebenarnya). Kan persiapan pulang.”
“Itu beda ceritaaa.. pokoknya aku nggak mau..” muka ngambek nggak serius amat
Hingga akhirnya,
“Udah.. nggak usah cari-cari alasan..”
Terlihat berpikir dalam
“ammah mau melanjutkan S2 kan? Bisa sambil persiapan belajar”
“Uhm.. insyaa Allah kalau wisuda februari ya disuruh pulang.. hehe”
“Tuh kan.. karena ada amanah, biar bisa ada alasan untuk tetap disini :D”
“Iya lho mah... nanti kalo di Riau orang-orang yang bakalan ngaji ke kamu.”
“Aah.. yaudahlah.. nggak usah ngomongin itu. Iya, nggak papa.” Ngelus dada
Alhamdulillah... lalu tauris tertulispun tersampaikan.

Barakallah untuk teman sekamar yang guru saya :)

Ya Allah, izinkan kami menjadi hamba yang pandai memperbaiki diri dalam setiap mengemban amanah. Menjadi hamba yang terus meningkatkan kapasitas taqwa dan iman. Menjadikan diri terus ihsan dalam professionalitas dan tanggung jawab.

Pasca syuro

“Subhanallah ya.. ternyata kita satu kamar sama orang hebat. Korlap PSB DS 9 :D”
“Iyaa... korlap PSB DS 9 dan Koordinator Pemandu..”
“Eeeeh.. Koordinator tahsin juga kan ‘ammah...”

Masyaa Allah. Saat Allah turunkan nikmat belajar itu begitu dekat. Dari mereka yang banyak mencurahkan waktunya untuk umat. Fabiayyi aalaa’i rabbikumaa tukadzibaan...

Seringnya menjadi apa kita tidaklah penting. Karena amalan besar mampu rusak karena niat, dan amalan kecil mampu besar karena niat. Karena seringnya amanah bikin galau saat stagnan divacumin alias lama didiemin (kayak skripsi.heheh). Dan itu sakitnya dimana-mana, bukan hanya *disini. Gregetan. Karenanya bekerjalah, supaya Allah saja yang melihat pekerjaan kita :)

Alhamdulillah..

Kehidupan sakinah ini Allah karuniakan kembali. Setelah sekian lama berhibernasi. Bahkan sempat terpikir jadi orang terasing di belahan bumi (lebai sekali).

23 : 26 p.m
Selasa, 04112014
Allahumma shayyiban naafi’an
Hujan turun di Jogja, setelah sekian lama

Quotes

“Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya”
( Pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a.)

Total Pengunjung

Followers

My Account Facebook

Mengenai Saya

Foto saya
Pembelajar Sepanjang Hayat yang telah tunai menyelami program studi Ilmu Keperawatan di Universitas Gadjah Mada. Tertakdirkan semenjak tahun 2010 hingga lulus program profesi Ners 2016. Pasca dibelajarkan dalam mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang khalifah di madrasah kepemanduan dan organisasi kampus, kini sedang belajar untuk mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang professional clinical ners di sebuah Rumah Sakit yang berpayung di sebuah Perguruan Tinggi Pemerintahan. Bermimpi menjadi insan pecinta ilmu dari buaian sampai liang lahat, hingga tunduk dan meneduh di keridho'an Al Fatah Ar Rahman Ar Rahim..