"Memilih sikap terbaik untuk hidup setelah kematian"

_faidza ‘azzamta fatawakkal ‘alallah_
Intanshurullaha yanshurkum wayutsabbit
aqdaamakum

"....Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu." (QS Muhammad : 7)

Should be the case??? Afwan...

Lagi, lagi dan lagi...
Hmmm...
Ada sesuatu yang membuatku berpikir.
Entah kenapa...

Ya, memang "kami" punya suatu hal yang mungkin kan kau anggap ini merupakan suatu yang terlalu berlebih kau pandang.
Tapi ingin ku kau tahu bahwa aku tak suka caramu.
Tentang kau yang selalu mengungkit hal yang kiranya suatu hal yang normal dengan tuturmu yang membuatku tak mampu berkata lagi.
Asal kau tahu, bukan karena aku merasa bersalah! Namun aku tak mau ada suatu nada tinggi antara kita. Yah, antara kita yang aku sendiri menyayangimu...
Namun kau tak tau dan tak paham akanku. Dan kau harus menerima "inilah aku" dengan keterbatasanku tanpa ada suatu tuntutan untuk lebih tau apa tenang diriku. Bukan suatu tuntutan untukku yang seolah harus mengibah suatu hal yang ada padaku.
Entahlah........

Hanya aku ingin kau menerima, "inilah aku" sekali lagi dengan segala keterbatasanku...

Maaf, teman, bukan aku tak menerima apa yang kau kata.
Namu, kiranya tak semua saran harus ku terima. Meskipun kau tak menuturkan, namun sekiranya aku tahu akan maksud penilaianmu lewat kias pembicaraanmu.
Maaf sekali lagi, karena kau tak tahu apa yang sebenarnya dan aku tak mau menekankan hanya untuk mengubah jalan pikir dan penilaianmu padaku.
Biarlah Ia yang tahu semua yang tersirat...

Aku hanya ingin aku menjadi aku...
Dan aku hanya ingin kau menerima aku sebagai aku sebagaimana aku berusaha mengerti dan menerima akanmu...

Namun sesungguhnya aku menyayangimu.....

Maaf atas segala tutur yang tak berkenan untuk hari-hari kita...
Aku pula yang harus mengerti akanmu...

Maaf... :'(

Indahnya Ukhuwah, Aku Mencintaimu..



Saturday, October 24th '09

Setelah kata2 "Aku mencintaimu" membooming...
Tak lama, pulang sekolah terjadilah sesuatu yg begitu tak ku sangka (ceileh....)
Yang pasti g bakalan terlupa dan semakin menguatkan kenyataan bahwa kau semakin mengalirkan cinta dari mata air-Nya...
Subhanallah.............. Indaaaaaaaaaahhh........ bangeeeeetttt........
Bahkan rasa pusing di kepala n lebamnya mata juga terasa enak2 aja, meskipun sesenggukan masih mengganjal..... :D

Dan tahukah kau? Hal ini yang semakin menyadarkanku.....
Dari sebuah tulisan yang ku baca.....
Tentang.....


"Cintaku Padamu Teman"

Sebagian merasa hidup ini tidak akan pernah mencapai maknanya tanpa kehadiran seorangpun teman. Teman adalah orang-orang yang dicintainya dan yang mencintainya pula Orang-orang yang dengan keluasan hati menerima dirinya apa adanya, tanpa bumbu dan banyak cela.

Menyayangi teman, sama sekali bukan berarti menafikan kecintaan kepada yang lain Kecintaan kepada keluarga, kepada diri sendiri, sebab tiap-tiap jendela cinta memiliki ruangan tersendiri di hati yang tidak akan mampu disamakan dengan cinta-cinta lain Yang kesemuanya tidak saling berhimpit tidak pula bersinggungan. Namun tiap-tiap kecintaan mengisi bilik-bilik hati yang berbeda-beda. Kesemua cinta hendaknya merupakan suatu refleksi cinta kepada Allah SWT. Suatu pendaran keemasan dari keimanan, desiran sejuk angin kerinduan, dan deburan tegar ombak keistiqomahan.

Teman, bagiku kata itu adalah ungkapan kerinduan dan sejuta harapan. Harapan untuk dapat saling menegur dan meneguhkan. Membuang jauh-jauh kata perbedaan dan mencoba untuk mengawali segalanya dari kesamaan. Pada kata itu kutemukan hakikat hidup dan kehidupan, karena bersamanya aku menahan derita dan sengsara, gundah dan gulana, namun begitu manis terasa segala kerutan layar perjuangan karena Allah lah yang telah membuatnya.

Teman, bertemankan jiwa-jiwa yang ber-izzah mulia dan ghiroh menggelora, dengan segudang ide dan idealisme yang Robbani. Meniti jembatan yang sama, dengan tekad yang serupa dan seragam kebesaran jiwa. Bukan untuk sekedar menghabiskan sisa minuman kehidupan dunia, tapi hidup untuk sebuah cita yang takkan pernah kandas sia-sia. Pantas saja jika Rosululloh mewasiatkan agar kita menjadikan mereka yang sholeh sebagai teman kepercayaan.

Ah teman, harus kita terima bahwa berteman bukan berarti untuk selalu bersama secara harfiah Suatu saat pasti kita akan terpisah pula. Menempati lini-lini berbeda di setiap sudut kehidupan, agar setiap insane dapat tersentuh cahayaNya

Teringat serangkaian syair milik Munsyid Saujana ini kusuntingkan untukmu :
Sedingin embunan dedaun kehijauan, sesegar ingatan kenangan kisah silam
Kita seiring bersatu dan berjuang, meniti titian persahabatan
Kau hadir bawa cahaya, terangi hatiku teman
Saling memerlukan dan mengharapkan
Tangis gembira saat bahagia, moga kan kekal menuju Syurga
Kerana Tuhan kita ditemukan, andai terpisah, itu ketentuan
Sengketa dan kesilapan itulah fitrahnya insan
Kata dan teguran itulah pedoman



http://www.van.9f.com/renungan%20islam/cintaku_padamu_teman.htm


Meskipun rasanya belum siap nantinya.....
Tapi..... Tetap, aku ingin berkata.....


"Aku mencintaimu....." ;)

Terimakasih atas Karunia-Mu...













Subhanallah walhamdulillah walaaillahaillallah wa Allahu Akbar….



Ya Allah, Tuhan Yang Maha Bijaksana...
Engkau tak pernah membiarkan hamba-Mu ini merasa tak punya siapa2...

Robb, Yang Maha Pengasih dan Penyayang...
Subhanallah... ;) nikmat yang begitu agung kembali Kau tunjukkan pada hamba, hingga hamba merasa begitu kecil untuk berani jauh dari-Mu... Sungguh Ya Allah, hamba tak mampu....

Allahu Akbar...! Setiap apapun usaha yang kita lakukan pasti kan ada yang menilai. Dan Ia tak kan salah penilaian, Ia pula yang memberi reward atas apa yang kita lakukan.
Robb... Jadikan hamba, hamba-Mu yang senantiasa mengingat akan keberadaan-Mu, istiqomah di jalan-Mu, dan menjadikan-Mu ada untuk terpaut dalam kalbuku... Hanya Engkau ya Robb... Hanya demi Engkau....

Sungguh indah ketika hamba ada di dekat-Mu... Dala sujudku, dalam do’aku, dalam kesendirianku, dalam nuansa islam di sekelilingku....
Robb... Jadikan keikhlasan dan kesabaran selalu melekat di hati hamba...
Jadikan suatu ikhtiar sebagai kekuatan hamba, dan tawakal sebagai penghias ujung indahnya...

Ya Allah, Al Malik...
Tiada kuasa yang menandingi kekuasaan-Mu atas apa yang telah Engkau tentukan...
Jadikan hamba termasuk dalam golongan orang-orang yang beruntung di antara orang2 yang telah Engkau pilih...

Ya Allah, Al Fatah...
Buka hati dan mata hamba ketika syetan mulai mempengaruhi tuk semakin jauh dari-Mu... Buka hati hamba tuk kembali rasakan kedamaian di jalan-Mu kembali...

Robb.... Terimakasih untuk nikmatmu yang sungguh tak terkira ini...
Terimakasih atas segala kasih sayang-Mu, kemurahan-Mu, dan segala yang bersumber dari kemuliaan-Mu...

Ya Allah, jadikan semua yang telah hamba lalui menjadikan hamba tuk lebih pandai dalam mengambil segala hikmah yang kan jadi perbaikan hamba di esok hari...


Sembah syukurku atas segala keagungan-Mu...
Alhamdulillah... Akhirnya semua Engkau beri kemudahan dan suatu hasil yang cukup maksimal...

Thanks for :
Amik Agisti, Dyah Ayu K.W.
Ibu Titik Sugyarsiti, Ibu Sawitri.
Temen-temen XI IA Akselerasi…
Bapak-Ibu guru SMA N 1 Sukoharjo...
Dan semua pihak yang telah membantu…:)

Tak ka nada suatu yang hebat tanpa ada orang-orang hebat seperti kalian…:)
Jazakumullah Khoiron Katsira…

Aku Ingin Bangkit Kembali


Disaat aku merasa

Diriku ini penuh asa

Inginku merengkuh kuasa

Tuk lapangkan hati yang kurasa


Namun bertemu aku penghambat diri

Membuatku sangat lupa diri

Malas menghampiriku suari hari

Ku ingin bebaskan semua dari ini


Tak tahu aku apakah frustasi

Ataukan setan sedang beraksi

Namun ku tak ingin jadi saksi

Atas khilafku dan terima sanksi


Perlahan namun pasti...

Kesadaran muncul dalam hati

Inilah saat paling kun anti

Tuk jadikan diri lebih berarti


Aku ingin bangkitkan lagi

Semangatku yang sempat pergi

Dan juga sempat terbagi

Ku ingin Ibu berbangga lagi

Quotes

“Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya”
( Pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a.)

Total Pengunjung

Followers

My Account Facebook

Mengenai Saya

Foto saya
Pembelajar Sepanjang Hayat yang telah tunai menyelami program studi Ilmu Keperawatan di Universitas Gadjah Mada. Tertakdirkan semenjak tahun 2010 hingga lulus program profesi Ners 2016. Pasca dibelajarkan dalam mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang khalifah di madrasah kepemanduan dan organisasi kampus, kini sedang belajar untuk mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang professional clinical ners di sebuah Rumah Sakit yang berpayung di sebuah Perguruan Tinggi Pemerintahan. Bermimpi menjadi insan pecinta ilmu dari buaian sampai liang lahat, hingga tunduk dan meneduh di keridho'an Al Fatah Ar Rahman Ar Rahim..