"Memilih sikap terbaik untuk hidup setelah kematian"

_faidza ‘azzamta fatawakkal ‘alallah_
Intanshurullaha yanshurkum wayutsabbit
aqdaamakum

"....Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu." (QS Muhammad : 7)

Tentang Cita

Bismillahirrahmaanirrahiim..
Bicara soal mimpi. Saya punya masa dimana sebuah cita berbuah menjadi ruh yang menggerakkan.
Seolah setiap detik masa yang terlewati menjadi sebuah kerinduan yang akan berlabuh pada kenikmatan, pada suaan hangat dengan level pencapaian yang Allah hadiahkan.
Sering, bahkan terus menjadi candu.
Memang nikmat saat itu, saat-saat dimana hati menjadi selalu ingin terpaut dengan-Nya, menjemput keberkahan, menuai amal yang mengantar pada sebuah washilah keberhasilan.

Setelah semua selesai, setelah semua tercapai.. Ada sebuah titik dimana segala hikmah berserak atas hasil peluh perjuangan.
Yang ada tentu rasa syukur, dimana sebuah stage dalam episode kehidupan terlampaui dengan value terbaik yang Allah karuniakan.

Lambat laun, saya berpikir, setelah itu, seberapa jauh orang terdekat merasa tenang karena terbantu atas keberadaan kita?
Atas ketercapaian yang tertoreh, atas mimpi yang tercanang.
Bukankah kemuliaan manusia terletak pada ketaqwaan? Yang termanifestasikan pada sebuah keshalihan pribadi dan keshalihan sosial?

Hingga pada suatu titik, idealisme bergeser pada sebuah prinsip yang berharap ini akan lebih baik.
Untuk menjadi manusia mulia, yang menjadi sumber keberkahan dimanapun berada.
Menjadi sumber kebaikan yang meringankan kesulitan seorang muslim yang lain.
Menjadi pribadi yang terus berbenah diri, agar ambang kepekaan terhadap dosa menjadi dangkal dan memiliki sensitifitas yang tinggi.

Hingga kelak semua cita saya, cita makhluk yang Allah cintai dan mencintai-Nya berlabuh pada sebuah muara yang sama. Di syurga, untuk bertemu dengan-Nya, dan menatap-Nya dengan luapan rindu dan cinta.

_Refleksi di tengah stase maternitas_
Banyumas, 23092015
05 : 22 p.m

Safar..

dengan sepenuh cinta dari safar..
aku mencintai safar..

setiap waktunya adalah berkah,
setiap titik pandang tersirat tadzkirah,

dengan sepenuh cinta dari safar..

mencoba menelaah sebuah kisah,
tentang ulama masyhur di zamannya,
seorang pengembara ilmu yang Allah karuniakan banyak berkah,
Imam syafi'i,
yang syairnya tentang ilmu tersebar luas jutaan umat

dalam khidmadnya safar..
serpihan rasa berharap mampu meniru sedikit jejak-jejak ketauladanan seorang ulama besar,
meski sebutir debu keberkahan,
atau bekas-bekas kesabaran dan perjuangan dalam belajar,

dalam nikmatnya safar,
terima kasih untuk yang terkasih sahabat perjuangan, 
atas support dan do'a yang sepenuh rasa.

Dalam safar, aku kembali ke sebuah kota,
dengan pengajaran tentang manajemen penugasan dan scientific nursing yang mengagumkan.

khidmad safar, untuk Banyumas :)

06092015
16:02

Quotes

“Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya”
( Pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a.)

Total Pengunjung

Followers

My Account Facebook

Mengenai Saya

Foto saya
Pembelajar Sepanjang Hayat yang telah tunai menyelami program studi Ilmu Keperawatan di Universitas Gadjah Mada. Tertakdirkan semenjak tahun 2010 hingga lulus program profesi Ners 2016. Pasca dibelajarkan dalam mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang khalifah di madrasah kepemanduan dan organisasi kampus, kini sedang belajar untuk mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang professional clinical ners di sebuah Rumah Sakit yang berpayung di sebuah Perguruan Tinggi Pemerintahan. Bermimpi menjadi insan pecinta ilmu dari buaian sampai liang lahat, hingga tunduk dan meneduh di keridho'an Al Fatah Ar Rahman Ar Rahim..