"Memilih sikap terbaik untuk hidup setelah kematian"

_faidza ‘azzamta fatawakkal ‘alallah_
Intanshurullaha yanshurkum wayutsabbit
aqdaamakum

"....Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu." (QS Muhammad : 7)

Bersyukur

Astaghfirullah.. belakangan sempet terbersit di benak saya serpihan rasa 'aneh' tak diundang.
Tapi alhamdulillah, pagi ini juga saya bisa bilang ke Umi saat ditanya di sebuah forum kecil.
"Ammah, apa yang akan diucapkan di pagi ini?" tanya Umi dengan penuh semangat haru
"Syukur Umi :) "
"Nah.. syukur kenapa? :) Silakan jelaskan.."
Dengan penuh berat hati dan rasa malu akhirnya harus tertuang juga dari lisan.
"(dengan prolog kecil).. Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk di DS Mi, meskipun dalam keadaan menjurus ke futur sekecil apapun, setidaknya akan lekas kembali, karena berada dalam lingkungan temen-temen yang sama-sama berjuang untuk menjadi pribadi yang  lebih baik setiap waktunya :)"
#Redaksi tidak sama persis karena lupa.

Mungkin kalau nggak di sini, masih tersisip celah waktu untuk tersia-siakan.

Manusia memang butuh partner sob, nggak bakal bisa hidup sendiri.
Seminimalnya kita, setidaknya jangan terus merasa nyaman saat ada sinyal 'nyaman' dalam kesendirian.
Karena bagaimanapun juga, yang namanya atmosfir akan terus mewarnai dan menjadi faktor kuat untuk kita sama-sama merasakan nuansanya.
Karena bagaimanapun juga, yang namanya hidup berjamaah akan membuat kita semakin produktif. Setidaknya akal kita akan terus terpantik untuk menelisik wacana baru di sekitar kita, yang nggak mungkin sanggup kita dapatkan semua di sisa-sisa waktu sedikit yang dipunya
Atau setidaknya pula, hati kita bakalan selalu peka, memekakan diri tepatnya, supaya terus bersabar, tekun dan ikhlas memanajemen hati dan memunculkan serpihan hikmah.
Karena mau nggak mau yang namanya hablum minannas akan menjadi urusan yang tidak lebih mudah dari sebatas hubungan dengan tugas, mesin, alat praktikum, ataupun skripsi #haha.
Karena manusia punya fitrah rasa yang berbeda, baik dari tingkat kelembutan, ketegasan, warna sikap dan perilaku, sensitifitas dan spesifisitas #eh, maupun background keluarga yang unik hingga sangat berpengaruh pada setiap karakter.
Ah, tapi itu semua maniiisss... bahkan manisnya tak sanggup terurai goresan tinta dengan makna yang seimbang dengan rasa.

Ah sudahlah, perjalanan masih pangjang. Sepelik apapun prahara, niscaya perlahan akan menjadi anugerah, hadapi saja tantangannya, sambut harinya dengan suka cita, toh setelah kesulitan rumusnya pasti kemudahan kan, mantepin ibadah dan do'a, cukuplah Allah saja jadi tumpuan harapan.

Nah, kutipan di akhir sebenarnya mixed from 3 nasheed lyrics :D
Daripada temen-temen turut berkontribusi naikin rating lagu-lagu sunyi senyap missing meaning, silakan aja cicip 3 top nasheed most played di WMP saya. Tapi ini the second choise after murottal yea :)
Anyway #hehe, don't overplay, just within measure, in order that we still have time to listening or reading Al Qur'an anymore ^^

1st : Meraih Sukses (Asy Syifa Nasyid Acapella)
2nd : Prahara Jadi Anugerah ( Shoutul Harokah)
3th : Hadapilah (Shoutul Harokah)

0 komentar:

Posting Komentar

Seberkas feedback semoga menjadi amal :)

Quotes

“Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya”
( Pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a.)

Total Pengunjung

Followers

My Account Facebook

Mengenai Saya

Foto saya
Pembelajar Sepanjang Hayat yang telah tunai menyelami program studi Ilmu Keperawatan di Universitas Gadjah Mada. Tertakdirkan semenjak tahun 2010 hingga lulus program profesi Ners 2016. Pasca dibelajarkan dalam mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang khalifah di madrasah kepemanduan dan organisasi kampus, kini sedang belajar untuk mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang professional clinical ners di sebuah Rumah Sakit yang berpayung di sebuah Perguruan Tinggi Pemerintahan. Bermimpi menjadi insan pecinta ilmu dari buaian sampai liang lahat, hingga tunduk dan meneduh di keridho'an Al Fatah Ar Rahman Ar Rahim..