"Memilih sikap terbaik untuk hidup setelah kematian"
_faidza ‘azzamta fatawakkal ‘alallah_Intanshurullaha yanshurkum wayutsabbit
aqdaamakum
"....Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu." (QS Muhammad : 7)
Biah Sholihah #3
Perkuliahan tempo hari, Selasa, 27 Februari 2013 nampak
berbeda. Sampai jemari ini mampu menghitung berapa mahasiswa yang bertahan
setia mendengar perkuliahan sore itu sampai sekitar pukul 16.30 WIB. Dari 109an
mahasiswa tersisa tidak ada separuh. Kuliah seminar proposal development
barokah :)
Serasa jadi santri yang rajin, walhasil, saya bisa menikmati
senja di DS. Dan ini lama saya nantikan.
Parkir motor, dan kemudian terbersit seketika itu untuk
menuju masjid asrama –sebenarnya saya tinggal di pesantren, tapi lebih nyaman
menyebutnya dengan asrama-. Ke kamar pemandu di Jabal Masjid. Senyum merekah
ketika itu, saat berpapasan dengan Umi usai dari tempat wudhu (sepertinya).
Entah dengan salam atau tidak, tersenyum, meraih tangan
beliau, dan menempelkannya ke pipi.
“Amah sudah pulang?”
“Iya Umi... :)”
Dengan kelembutannya, Umi melangkahkan kaki menuju kamar
pemandu. Teriring langkah mengikuti beliau...
“Em.. Umi.. apakah ada amah pemandu?”
“Ada apa amah?”
“Mau menanyakan umi, apakah ada kiriman paket?”
“Oh iya, ada...” sembari berjalan mengambilkan paket yang
dimaksud, tertutup hijab.
Kemudian umi bertanya di balik kamar pemandu –yang kami
tidak diperkenankan untuk menjangkau ranah ini-
“Amah, kok ada tulisannya ikhwan gaul?”
(deg... mengernyitkan dahi sembari berpikir ketika itu)
“Oh... itu ikhwa’H’ gaul umi... komunitas muslim se
Indonesia”
Sedikit bertele-tele memang jika saya menjelaskan bahwa itu
adalah komunitas/organisasi terbuka untuk umat muslim manapun yang mau
bergabung dengan fikrah yang sama, biasanya followernya pemuda/i atau
mahasiswa/i, yang ketika itu atau mungkin tidak sengaja sudah ter-friendlist di
facebook saya.
Ya, sepertinya Umi sekilas melihat huruf H layaknya huruf N.
Karena kemudian mengulang kembali, dan sejelas saya mendengar tetap
mengucapkan...
“Ikhwan gaul...”
Namun saya lupa beliau kembali bertanya terkait apa, yang
jelas kembali sedikit menegaskan akhiran H dibelakangnya.
Tetap dengan
ketundukan kepada beliau...
“Iya Umi, itu komunitas muslim se Indonesia. Kebetulan buat
kalender, setelah itu Ulfa pesen dan dikirim via paket.. :) “
Sambil menyerahkan paket kalender ke saya “Oh, jadi bukan
dari personal ya amah? :) “
“Bukan Umi... :’) Jazakillah khair...”
Berbalik arah dan kemudian menahan sisa-sisa perasaan yang
mengharu biru.
Allah.. betapa Engkau sayang kepada hamba, hingga
orang-orang di dekat kami merupakan insan yang senantiasa menjadi ‘alarm’
koridor syariatmu :’)
Sambil kembali melihat-lihat tulisan, DARI : IKHWAH GAUL.. “Oh,
ya... bisa saja hanya sekilas melihatnya” dalam hati
Saya tidak tahu apakah Umi sampai sekarang masih
mempersepsikan samarnya huruf H itu sebagai huruf N. Karena ini tidaklah lebih
penting dari segala hal yang menghiasi pusat pikir beliau sekarang, kesehatan
beliau, adek-adek (putra/i Umi), abi, santri, umat... dan segala hal yang
menguatkan kehidupan beliau...
Namun yang jelas, sepadat apapun yang menjadi tanggung jawab
beliau, masih sempat memikirkan hal-hal kecil dari kami, santri binaannya. Oh,
bukan. Sepertinya suatu hal yang besar, karena beliau lebih jauh arah
pandangnya ke depan.
Saya hanya teringat ketika itu, Abi dan Umi sempat menerima
paket untuk santri yang isinya boneka. Kiriman paket itu dari ikhwan (parah !
geleng-gelengà sepertinya
belum baca tulisan plakat gedhe di atas gedung “Pesantren Mahasisw’i’ Darush ‘Shalihat’ :D, khusnudzan saja, khilaf, salah alamat). Dan jelas,
walhasil... tidak akan pernah sampai kepada yang semestinya menerima. –cerita pemandu
atau siapa lupa-
Dan terbersit ketika ini, sesekali tertegun dengan soal-soal
ujian akhlak yang selalu membuat tergetar saat mengerjakan...
Bagaimana pendapat anti tentang parkir motor yang tidak
rapih?
Bagaimana jika anti mendapat hadiah boneka dari ikhwan? –soal
zaman dahulu kala, katanya pemandu-
Bagaimana pendapat anti tentang piket?
Bagaimana pendapat anti jika sandal tidak rapi?
Redaksinya tidak sama persis sebenarnya... dan seterusnya,
dan seterusnya, dan sudah cukup saya dibuat tenggelam dalam rasa malu yang
mendalam... -.-
Mau mewariskan apa pasca DS fah? :’)
Ini untuk dek Lutfi :) semoga barokah... |
23:38 p.m
-Di penghujung Februari Mubarok-
23.57
|
Label :
Biah Sholihah,
Proud of Islam
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Akselerasi Punya Cerita
- amanah
- Anugerah
- Berbagi
- Biah Sholihah
- cerita cinta
- cinta
- Curhat
- dakwah
- dreams
- DS
- Dunia Akselku
- GC
- hikmah
- inspiring
- keluarga
- Mata Cahaya
- MSC
- muhasabah
- muslimah
- Ners Muda
- Proud of Islam
- PSIK
- QA
- quotes
- refleksi diri
- Romance
- Sepenggal Kisah
- Share
- spontan pikir
- Syair
- syukur
- Terima Kasih
- ukhuwah
Catatanku Hari Ini
-
►
2018
(1)
- ► April 2018 (1)
-
►
2016
(10)
- ► Oktober 2016 (2)
- ► Februari 2016 (4)
- ► Januari 2016 (3)
-
►
2015
(11)
- ► Desember 2015 (7)
- ► November 2015 (1)
- ► September 2015 (2)
- ► Januari 2015 (1)
-
►
2014
(38)
- ► Desember 2014 (1)
- ► November 2014 (3)
- ► Oktober 2014 (2)
- ► September 2014 (3)
- ► Agustus 2014 (2)
- ► April 2014 (1)
- ► Maret 2014 (2)
- ► Februari 2014 (12)
- ► Januari 2014 (6)
-
▼
2013
(56)
- ► Desember 2013 (3)
- ► November 2013 (2)
- ► Oktober 2013 (4)
- ► September 2013 (2)
- ► April 2013 (9)
- ► Maret 2013 (10)
-
►
2012
(28)
- ► Desember 2012 (2)
- ► November 2012 (3)
- ► September 2012 (3)
- ► Agustus 2012 (5)
- ► April 2012 (3)
- ► Maret 2012 (1)
- ► Februari 2012 (4)
- ► Januari 2012 (6)
-
►
2011
(4)
- ► September 2011 (1)
- ► Maret 2011 (2)
-
►
2010
(2)
- ► September 2010 (1)
- ► Februari 2010 (1)
-
►
2009
(10)
- ► Desember 2009 (1)
- ► Oktober 2009 (4)
- ► September 2009 (5)
Quotes
“Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya”
( Pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a.)
Total Pengunjung
Followers
My Account Facebook
Mengenai Saya
- Mariana Ulfa
- Pembelajar Sepanjang Hayat yang telah tunai menyelami program studi Ilmu Keperawatan di Universitas Gadjah Mada. Tertakdirkan semenjak tahun 2010 hingga lulus program profesi Ners 2016. Pasca dibelajarkan dalam mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang khalifah di madrasah kepemanduan dan organisasi kampus, kini sedang belajar untuk mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang professional clinical ners di sebuah Rumah Sakit yang berpayung di sebuah Perguruan Tinggi Pemerintahan. Bermimpi menjadi insan pecinta ilmu dari buaian sampai liang lahat, hingga tunduk dan meneduh di keridho'an Al Fatah Ar Rahman Ar Rahim..
6 komentar:
ini cerita yang ulfah mau critakan yak? :D
afwan kalau ternyata malah membuat salah persepsi umi fah :)
iya ja, santai aja, isnyaAllah Umi khusnudzan sama ane :)
hihi yup :D
jadi pemandu DS fa?
Pertanyaan sensitif, dan yang nanya eja.
Sedang minta fatwa dengan hati nurani ja :p :')
kalau pemandunya gini, gimana santrinya yak.. hehe
wah skg udh tgl 21 maret, udh seminggu pertanyaan ane lontaarkn, udh mantap jadi pemandu fah? :P
ente nanya ke siapa ja? siapa yang mau jadi pemandu? salah orang :D
Posting Komentar
Seberkas feedback semoga menjadi amal :)