"Memilih sikap terbaik untuk hidup setelah kematian"
_faidza ‘azzamta fatawakkal ‘alallah_Intanshurullaha yanshurkum wayutsabbit
aqdaamakum
"....Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu." (QS Muhammad : 7)
Jenjang Selanjutnya
/??&%@???
"Insyaa Allah akan menjajaki tingkatan maratibul amal yang selanjutnya..."
Terhitung undangan walimahan di bulan februari ini sekitar 4 orang sampai belum habis bulan, sekitar sampai pertengahan bulan. Itupun yang dikenal dekat, belum lagi yang saya tidak terlalu mengenalnya.
Om sama bulek di rumah sedang lumayan riweuh mempersiapkan walimahan sepupu saya.
Kakak dan temen yang mau nikah (pas banget ada saya) meminta beberapa taujih ke umi, sekaligus memberikan undangan kepada beliau dan kami.
Lagi-lagi, (pastinya) tetesan air mata dari beliau-beliau ini. Yang saya rasa banyak hal yang bercampur.
Babe sempat mengisyaratkan tentang akad nikah itu nanti yang sederhana saja. (ini sekilas lalu saja, #lupakan)
Belakangan ini jadi tahu entah dari mana beberapa history takdir jodohnya beberapa pasangan. #KanJadiMikir
Beberapa kali tausiyah dari umi jadi sebagian besar mengarah 'kesana', bahkan wejangan untuk calon mempelai disekaliankan untuk kami -.-
Selepas liqo pekan ini, bahasannya itu lagi.
Silaturrahim ke Umi Nunung sore tadi penawarnya, bahasannya (lagi-lagi) tentang pra nikah. #tapiSerius
Masyaa Allah...
hingga klimaksnya muncul, "hentikan pembicaraan tentang itu !"
:D haha, ternyata saat ini saya sedang berkelit dengan 'pengayaan' salah satu materi ini. Setelah itu agaknya sedikit
sudahlah, lupakan pengantar saya yang panjang.
yang jelas, saya teringat dengan sebuah wejangan dari teman, barusan tadi sore.
"Ujian keimanan seseorang itu setara dengan semakin beralihnya tingkatan amanahnya."
mau jadi mahasiswa, jadi guru, jadi dokter, perawat, jadi tukang sapu, jadi kakak, jadi adek, jadi istri pejabat, jadi istri ustadz, jadi santri, jadi pemandu, jadi komikus, jadi penulis, seniman, politikus, de el el yang banyak tak terhitung nan tersebut satu-satu itu tetep profesi kita bakalan jadi da'i. Dalam kondisi apapun, tentunya amanah utama untuk berdakwah kita harap nggak akan pernah lepas dari ruh-ruh terdalam kita kan.
Berjuang di ranah dakwah manapun semoga bernilai jihad. Dimanapun, dengan cara masing-masing.
Lalu hubungannya sama yang di atas?
ya gw cuma sempet terlintas aja, sepertinya kesiapan buat menempuh status baru itu sebanding dengan jiddiyah kita menjemputnya dengan amalan sholih. Sama halnya dengan amanah, yang kita sendiri pun nggak pernah sadar sebelumnya (biasanya) semenjak kapan diri kita dirasa pantas oleh orang lain hingga tiba-tiba menumpukkannya di bahu yang rapuh dan lemah milik kita.
tapi memang itu cara Allah, cara Allah mengukur dan melimpahkan sayang untuk menjadikan kualitas kita lebih baik ke depannya.
So, mau melangkah sejauh apapun, yang penting jangan sampe gagal fokus bahwa tujuan utama selalu bermuara pada kebaikan dakwah untuk amar ma'ruf nahi munkar. Tentu saja tahapnya harus kita lalui dulu yang dimulai dari mensholihkan diri. Karena mau jadi apapun kita, tetap profesi utama adalah da'i. nahnu du'at qabla kulli syai'.
Saya hanya yakin, setiap apapun yang kita lampaui di depan mata, tak terlepas dari kesiapan dalam setiap perjalanannya. Hingga saatnya kita sendiri pun menjadi tak sadar bahwa ternyata sudah banyak kerikil yang kita singkirkan, banyak pengalaman pahit menjadi bekal, mendapat banyak tabungan pemecahan masalah, dan sampai semua ringan serasa segala hal perlahan tahu konsekuensinya.
Terus saja berlaku baik, bukan untuk sebuah janji, tapi cukup supaya lebih dekat dengan-Nya, Allah lebih ridho atas hidup kita, pilihan-pilihan kita, ikhtiar kita, urusan kita yang memang dirasa banyak, dan berkah hingga akhir hayatnya.
Sampai saatnya, jika takdir terbaik kita masih diamanahkan beramal dengan usia hidup di dunia, Allah mempertemukan dengan yang terus istiqomah bergandengan tangan menjemput kemuliaan di syurga-Nya kelak.
Pesan umi satu, "Jangan terlalu mencintai suami, hingga mengalahkan cinta kepada Allah. Jaga suami dengan terus menjaga kualitas ibadah kita. Sholatnya, dan lain hal.."
Redaksi yang tidak sama persis, mungkin nuansanya belumlah sampai ke ruh saya yang masih bocil.
Tapi semoga Allah terus meringankan kita beramal sholih :)
Aamiin yaa Rabb..
Barakallah untuk mba Yurisa, mba Tari, mba Wiwi, Fatin, semoga Allah menguatkan ikatannya, menegakkan cintanya dan melindungi jalan-jalannya dalam menjemput amalan terbaik setelah amanah agungnya :)
Uhibuki fillah..^^
Terakhir, saya menemukan video ini dan cukup asik untuk ditonton :)
0 : 11 a.m
08022014
picture here
00.31
|
Label :
Curhat,
spontan pikir
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
- Akselerasi Punya Cerita
- amanah
- Anugerah
- Berbagi
- Biah Sholihah
- cerita cinta
- cinta
- Curhat
- dakwah
- dreams
- DS
- Dunia Akselku
- GC
- hikmah
- inspiring
- keluarga
- Mata Cahaya
- MSC
- muhasabah
- muslimah
- Ners Muda
- Proud of Islam
- PSIK
- QA
- quotes
- refleksi diri
- Romance
- Sepenggal Kisah
- Share
- spontan pikir
- Syair
- syukur
- Terima Kasih
- ukhuwah
Catatanku Hari Ini
-
►
2018
(1)
- ► April 2018 (1)
-
►
2016
(10)
- ► Oktober 2016 (2)
- ► Februari 2016 (4)
- ► Januari 2016 (3)
-
►
2015
(11)
- ► Desember 2015 (7)
- ► November 2015 (1)
- ► September 2015 (2)
- ► Januari 2015 (1)
-
▼
2014
(38)
- ► Desember 2014 (1)
- ► November 2014 (3)
- ► Oktober 2014 (2)
- ► September 2014 (3)
- ► Agustus 2014 (2)
- ► April 2014 (1)
- ► Maret 2014 (2)
- ▼ Februari 2014 (12)
- ► Januari 2014 (6)
-
►
2013
(56)
- ► Desember 2013 (3)
- ► November 2013 (2)
- ► Oktober 2013 (4)
- ► September 2013 (2)
- ► April 2013 (9)
- ► Maret 2013 (10)
- ► Februari 2013 (11)
-
►
2012
(28)
- ► Desember 2012 (2)
- ► November 2012 (3)
- ► September 2012 (3)
- ► Agustus 2012 (5)
- ► April 2012 (3)
- ► Maret 2012 (1)
- ► Februari 2012 (4)
- ► Januari 2012 (6)
-
►
2011
(4)
- ► September 2011 (1)
- ► Maret 2011 (2)
-
►
2010
(2)
- ► September 2010 (1)
- ► Februari 2010 (1)
-
►
2009
(10)
- ► Desember 2009 (1)
- ► Oktober 2009 (4)
- ► September 2009 (5)
Quotes
“Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya”
( Pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a.)
Total Pengunjung
Followers
My Account Facebook
Mengenai Saya
- Mariana Ulfa
- Pembelajar Sepanjang Hayat yang telah tunai menyelami program studi Ilmu Keperawatan di Universitas Gadjah Mada. Tertakdirkan semenjak tahun 2010 hingga lulus program profesi Ners 2016. Pasca dibelajarkan dalam mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang khalifah di madrasah kepemanduan dan organisasi kampus, kini sedang belajar untuk mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang professional clinical ners di sebuah Rumah Sakit yang berpayung di sebuah Perguruan Tinggi Pemerintahan. Bermimpi menjadi insan pecinta ilmu dari buaian sampai liang lahat, hingga tunduk dan meneduh di keridho'an Al Fatah Ar Rahman Ar Rahim..
0 komentar:
Posting Komentar
Seberkas feedback semoga menjadi amal :)